- ku tak melihat kau membawa terang
yang kau janjikan
kau bawa bara berserak di halaman
hingga kekeringan
oh dimana terang yang kau janjikan
aku kesepian
dimana tenang yang kau janjikan
aku kesepian
dimana menang yang kau janjikan
aku kesepian
sepi...
ku tak melihat kau membawa tenang
yang kau janjikan
kau bawa debu bertebar di beranda
berair mata
Absurd dan Abstrak
Kamis, 31 Mei 2012
Lagu Kesepian
Rabu, 30 Mei 2012
Lirik Payung Teduh
Angin Pujaan Hujan
Datang dari mimpi semalam
Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
Di langit yang merah
Ranum seperti anggur
Wajahmu membuai mimpiku
Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara
Resah
Aku ingin berjalan bersamamu
Dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamu
Aku ingin berdua denganmu
Diantara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu
Aku menunggu dengan sabar
Diatas sini melayang-layang
Tergoyang angin , menantikan tubuh itu
Cerita Tentang Gunung dan Laut
Aku pernah berjalan disebuah bukit
Tak ada air
Tak ada rumput
Tanah terlalu kering untuk ditapaki
Panas selalu menghantam kaki dan
kepalaku
Aku pernah berjalan diatas laut
Tak ada tanah
Tak ada batu
Air selalu merayu
Menggodaku masuk ke dalam pelukannya
Tak perlu tertawa atau menangis
Pada gunung dan laut
Karena gunung dan laut
Tak punya rasa
Aku tak pernah melihat gunung menangis
Biarpun matahari membakar tubuhnya
Aku tak pernah melihat laut tertawa
Biarpun kesejukkan bersama tariannya
Berdua Saja
Ada yang tak sempat tergambarkan oleh
kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya
Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban
Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya
Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan
Tak terasa gelap pun jatuh
Diujung malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang
cantik-cantiknya
Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan ditengah
pelariannya
Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya
Malam
Terang masih saja milik malam
Bahkan malam yang terlalu terang
Sanggup menjadi terik
Dan matahari masih sedih
Bersandar dibelakang
Mungkin ia belum lelah menanti
Kedatangan cinta
Atau ia sudah bosan
Menanti kedatangan apapun
Atau teriknya
Sudah tidak membangunkan kita lagi
Bukankah kita sudah berjanji semua
selesai
Ketika ada kita
Tidurlah
Akhirnya malam tiba juga
Malam yang kunantikan sejak awal
Malam yang menjawab akhir kita
Inikah akhir yang kita ciptakan
Dan pagi takkan terisi lagi
Lonceng bertingkah sebagaimana mestinya
Membangunkan orang tanpa membagi
Sedikit asmara untuk memulai hari
Tidurlah
Malam terlalu malam
Tidurlah
Pagi terlalu pagi
Kita adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang
Tak Diikhlaskan
Kita tak semestinya berpijak diantara
Ragu yang tak berbatas
Seperti berdiri ditengah kehampaan
Mencoba untuk membuat pertemuan cinta
Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang tak terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita yang tidak kunjung
siap
Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa kemana
Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
Yang tak diikhlaskan
Bertiup tak berarah
Berarah ke ketiadaan
Akankah bisa bertemu
Kelak didalam perjumpaan abadi
Kucari Kamu
Kucari kamu dalam setiap malam
Dalam bayang masa suram
Kucari kamu dalam setiap langkah
Dalam ragu yang membisu
Kucari kamu dalam setiap ruang
Seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam
Aku cari kamu
Disetiap malam yang panjang
Aku cari kamu
Kutemui kau tiada
Aku cari kamu
Di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu
Kutemui kau berubah
Kucari kamu dalam setiap jejak
Seperti aku yang menunggu kabar dari matahari
Dalam bayang masa suram
Kucari kamu dalam setiap langkah
Dalam ragu yang membisu
Kucari kamu dalam setiap ruang
Seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam
Aku cari kamu
Disetiap malam yang panjang
Aku cari kamu
Kutemui kau tiada
Aku cari kamu
Di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu
Kutemui kau berubah
Kucari kamu dalam setiap jejak
Seperti aku yang menunggu kabar dari matahari
Senin, 28 Mei 2012
Kosong
Coba untuk ulangi apa yang terjadi
Harap 'kan datang lagi
Semua yang pernah terlalui
Bersama alam menempuh malam
Walau tak pernah ada kesempatan
Terjebak dalam jerat mengikat
Namun tekad nyatakan bebas
Temukan diri di dalam dunia
Tak terkira...
Semua mati dan menghilang
Terlalu pagi temukan arti
Jalan panjang semakin lapang
Hanya dahan kering yang terpanggang
Tak ada teman telah terpencar
Namun waktu terus berputar
Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa
Temukan diri di dalam dunia tak terkira
Tak berarti tak akan pasti
Terlalu gelap...pergilah pulang
Kamis, 29 Desember 2011
Saya Seorang Penggemar, Bukan Seorang Fanatik!
Mari bayangkan dahulu gambaran di bawah ini:
Muda-mudi dressed up alias berpakaian dengan maksimal untuk mengekspresikan diri. Mulai dari sepatu kets buluk, boots yang kalau bisa DocMart, celana mincut (atau pensil, terserah apalah namanya) atau bermotif kotak-kotak ala Jimmy Danger, kaos band, kemeja flanel, dan tidak lupa kacamata nerd. Biasa? Memang. Yang namanya penggemar pasti ingin menyerupai idolanya.
Bayangkan pula ini; sebuah pertandingan sepak bola yang diwarnai dengan lautan suporter dari masing-masing klub. Tiap pendukung membawa segala macam atribut mulai dari kaos, syal, bendera sampai drum. Tapi tiba-tiba muncul suporter dari kubu lain. Dan keriuhan pun dalam sekejap bisa menjadi kericuhan. Perkelahian antar fans pun tak terhindari. Padahal siapa yang menjadi provokator pun tak jelas. Ajang sportifitas justru menjadi ajang perkelahian.
Atau pernah mendengar istilah die hard fans. Istilah bagi penggemar yang melihat sang idola bagaikan malaikat yang tak pernah berbuat salah dan seperti satu-satunya harapan yang dia miliki dalam hidup? Ibarat kata, kemanapun engkau pergi daku akan mengikuti. Ya, orang-orang seperti ini memang ada dan kita pun ikut heran mengapa mereka bisa menunjukkan sikap yang berlebihan terhadap idolanya.
Semua gambaran di atas menunjukkan sebuah contoh dari sesuatu yang bisa kita istilahkan dengan fanatisme. Fanatisme sendiri bisa kita artikan sebagai bentuk perasaan atau emosi yang sifatnya menunjukkan rasa antusiasme terhadap kegiatan atau karya. Seperti halnya terhadap olahraga, musik, karya seni, dan lain sebagainya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menjadi seorang penggemar. Karena dengan menjadi penggemar, seseorang pada dasarnya memberikan apresiasi atau penghargaan kepada sesuatu atau seseorang. Sebaliknya, penghargaan kita terhadap si idola juga merupakan motivasi yang mendorongnya untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik untuk penggemarnya. Jadi, bentuk hubungan antara penggemar dan idola itu sebenarnya sah dan sehat-sehat saja. Secara sosiologis hal ini dinamakan pertukaran berupa pemberian penghargaan (reward).
Namun, hal yang berbahaya adalah ketika seorang penggemar menjadi seorang penggemar fanatik. Fanatisme yang telah dicontohkan diatas menunjukkan sifat-sifat dari seorang fanatik. Apa yang membedakannya?
Perbedaan itu terletak pada perilakunya. Seorang fanatik menunjukkan perilaku yang cenderung sudah meresahkan dan melanggar aturan atau norma yang ada di masyarakat. Dengan kata lain, seorang fanatik kelakuannya sudah di luar batas toleransi dari orang sekelilingnya dan sudah tidak wajar dalam tindak-tanduknya.
Selain itu, yang membedakan seorang fanatik dengan penggemar biasa adalah masalah identifikasi. Jika seorang penggemar biasa hanya menyukai karya atau hasil yang ditorehkan dari si tokoh, maka seorang fanatik sudah lebih dari itu. Ia akan mengidentifikasi dirinya dengan sang idola, atau sederhananya, ia merasa menemukan persamaan dalam diri si idola atau merasa si idola dalam hal tertentu mewakili dirinya. Atau bisa juga, karena masalah identifikasi tersebut, si penggemar ingin bisa menyerupai sang idola dengan cara apapun, maka dipilihlah cara termudah, berdandan ala sang idola.
Jika identifikasi tersebut hanya diwujudkan dalam bentuk dandanan tentu tidak menjadi masalah. Tetapi masalah identifikasi itu bisa bertambah parah jika si penggemar sudah merasa menjadi bagian dari sang idola. Jadi, apapun yang terkait dengan sang idola akan ia rasakan terhadap dirinya pula. Contohnya jika si idola diberitakan secara negatif di infotainment, maka itu akan ia rasakan secara pribadi, dan membuatnya tersinggung.
Di sinilah sebuah ‘pengkultusan’ idola terjadi, di mana seorang fanatik memberi pemujaan berlebih. Dan seperti yang dijelaskan sosiolog Jerman, Max Weber, pemujaan yang dimaksud adalah melakukan tindakan-tindakan yang didorong oleh afeksi semata dan tidak didasari pertimbangan rasional alias berpikir masak-masak mengenai akibat yang mungkin terjadi. Hal ini bisa menjelaskan kenapa seorang penggemar sepak bola bisa khilaf atau lupa diri pada saat membela tim kesayangannya.
Disinilah letak permasalahannya. Jika perasaan ‘ngefans’ itu sudah berlebihan, maka contoh-contoh yang sudah dibahas di awal sangat mungkin terjadi. Dan tentu hal tersebut tidak kita harapkan. Di sini pula letak perbedaan seorang penggemar dan seorang fanatik.
Hubungan penggemar dan idola yang paling bagus tentunya adalah yang bersifat menginspirasi dan mendorong kita untuk bisa melakukan hal yang sama positifnya, tanpa meniru. Idola dalam hal ini sifatnya mempengaruhi atau memberi pengaruh. Misalnya seseorang ingin menjadi pesepakbola karena terpikat permainan Maradona, atau ketika seorang bocah bermain band karena menyukai Muse, Seringai, Metallica dan yang lainnya.
Tetapi mengidolakan bukan berarti menjadi buta dan hanya menaruh segala harapan pada sang idola. Justru sang idola harusnya menimbulkan harapan bahwa si penggemar bisa melakukan hal yang sama seperti dia. Belajarlah dari sang idola, tanpa harus digurui olehnya. Lagipula, seperti kata Candil dkk, rocker juga manusia. Jadi, untuk apa kita harus mendewakan mereka?
(Rebelzine.com)
Muda-mudi dressed up alias berpakaian dengan maksimal untuk mengekspresikan diri. Mulai dari sepatu kets buluk, boots yang kalau bisa DocMart, celana mincut (atau pensil, terserah apalah namanya) atau bermotif kotak-kotak ala Jimmy Danger, kaos band, kemeja flanel, dan tidak lupa kacamata nerd. Biasa? Memang. Yang namanya penggemar pasti ingin menyerupai idolanya.
Bayangkan pula ini; sebuah pertandingan sepak bola yang diwarnai dengan lautan suporter dari masing-masing klub. Tiap pendukung membawa segala macam atribut mulai dari kaos, syal, bendera sampai drum. Tapi tiba-tiba muncul suporter dari kubu lain. Dan keriuhan pun dalam sekejap bisa menjadi kericuhan. Perkelahian antar fans pun tak terhindari. Padahal siapa yang menjadi provokator pun tak jelas. Ajang sportifitas justru menjadi ajang perkelahian.
Atau pernah mendengar istilah die hard fans. Istilah bagi penggemar yang melihat sang idola bagaikan malaikat yang tak pernah berbuat salah dan seperti satu-satunya harapan yang dia miliki dalam hidup? Ibarat kata, kemanapun engkau pergi daku akan mengikuti. Ya, orang-orang seperti ini memang ada dan kita pun ikut heran mengapa mereka bisa menunjukkan sikap yang berlebihan terhadap idolanya.
Semua gambaran di atas menunjukkan sebuah contoh dari sesuatu yang bisa kita istilahkan dengan fanatisme. Fanatisme sendiri bisa kita artikan sebagai bentuk perasaan atau emosi yang sifatnya menunjukkan rasa antusiasme terhadap kegiatan atau karya. Seperti halnya terhadap olahraga, musik, karya seni, dan lain sebagainya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menjadi seorang penggemar. Karena dengan menjadi penggemar, seseorang pada dasarnya memberikan apresiasi atau penghargaan kepada sesuatu atau seseorang. Sebaliknya, penghargaan kita terhadap si idola juga merupakan motivasi yang mendorongnya untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik untuk penggemarnya. Jadi, bentuk hubungan antara penggemar dan idola itu sebenarnya sah dan sehat-sehat saja. Secara sosiologis hal ini dinamakan pertukaran berupa pemberian penghargaan (reward).
Namun, hal yang berbahaya adalah ketika seorang penggemar menjadi seorang penggemar fanatik. Fanatisme yang telah dicontohkan diatas menunjukkan sifat-sifat dari seorang fanatik. Apa yang membedakannya?
Perbedaan itu terletak pada perilakunya. Seorang fanatik menunjukkan perilaku yang cenderung sudah meresahkan dan melanggar aturan atau norma yang ada di masyarakat. Dengan kata lain, seorang fanatik kelakuannya sudah di luar batas toleransi dari orang sekelilingnya dan sudah tidak wajar dalam tindak-tanduknya.
Selain itu, yang membedakan seorang fanatik dengan penggemar biasa adalah masalah identifikasi. Jika seorang penggemar biasa hanya menyukai karya atau hasil yang ditorehkan dari si tokoh, maka seorang fanatik sudah lebih dari itu. Ia akan mengidentifikasi dirinya dengan sang idola, atau sederhananya, ia merasa menemukan persamaan dalam diri si idola atau merasa si idola dalam hal tertentu mewakili dirinya. Atau bisa juga, karena masalah identifikasi tersebut, si penggemar ingin bisa menyerupai sang idola dengan cara apapun, maka dipilihlah cara termudah, berdandan ala sang idola.
Jika identifikasi tersebut hanya diwujudkan dalam bentuk dandanan tentu tidak menjadi masalah. Tetapi masalah identifikasi itu bisa bertambah parah jika si penggemar sudah merasa menjadi bagian dari sang idola. Jadi, apapun yang terkait dengan sang idola akan ia rasakan terhadap dirinya pula. Contohnya jika si idola diberitakan secara negatif di infotainment, maka itu akan ia rasakan secara pribadi, dan membuatnya tersinggung.
Di sinilah sebuah ‘pengkultusan’ idola terjadi, di mana seorang fanatik memberi pemujaan berlebih. Dan seperti yang dijelaskan sosiolog Jerman, Max Weber, pemujaan yang dimaksud adalah melakukan tindakan-tindakan yang didorong oleh afeksi semata dan tidak didasari pertimbangan rasional alias berpikir masak-masak mengenai akibat yang mungkin terjadi. Hal ini bisa menjelaskan kenapa seorang penggemar sepak bola bisa khilaf atau lupa diri pada saat membela tim kesayangannya.
Disinilah letak permasalahannya. Jika perasaan ‘ngefans’ itu sudah berlebihan, maka contoh-contoh yang sudah dibahas di awal sangat mungkin terjadi. Dan tentu hal tersebut tidak kita harapkan. Di sini pula letak perbedaan seorang penggemar dan seorang fanatik.
Hubungan penggemar dan idola yang paling bagus tentunya adalah yang bersifat menginspirasi dan mendorong kita untuk bisa melakukan hal yang sama positifnya, tanpa meniru. Idola dalam hal ini sifatnya mempengaruhi atau memberi pengaruh. Misalnya seseorang ingin menjadi pesepakbola karena terpikat permainan Maradona, atau ketika seorang bocah bermain band karena menyukai Muse, Seringai, Metallica dan yang lainnya.
Tetapi mengidolakan bukan berarti menjadi buta dan hanya menaruh segala harapan pada sang idola. Justru sang idola harusnya menimbulkan harapan bahwa si penggemar bisa melakukan hal yang sama seperti dia. Belajarlah dari sang idola, tanpa harus digurui olehnya. Lagipula, seperti kata Candil dkk, rocker juga manusia. Jadi, untuk apa kita harus mendewakan mereka?
(Rebelzine.com)
Band Band indonesia kualitas internasional
Inilah band-band Indonesia dengan kualitas Internasional yang masih banyak orang-orang Indonesia belum mengetahui karya-karya mereka. Berikut ada beberapa band yang saya ambil sebagai contoh bahwa band-band ini sangat di akui kualitasnya di Internasional. mungkin ada yg kurang dari info yang saya berikan. Yang belum tahu ayo simak baik-baik info sederhana dan yang bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan musik Indonesia. Dan sebelumnya mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.hehe
THE TREES AND THE WILD
Nah..!! siapa sangka kalo band asal Jakarta ini ternyata band karya Indonesia. Di tahun 2006, band yang memulai awal perjalanannya dengan 3orang. Berawal dari sebuah pertemanan dan mereka menciptakan beberapa karya yang sederhana dan ear catching, mudah dicerna dan cukup minimalis. ”Honeymoon on Ice” adalah single pertama dari mereka yang diperkenalkan ke publik dan mendapat apresiasi bagus dari salah satu radio anak muda Ibukota. Lagu paling minimalis ini terinspirasi dari sebuah film karya Michel Gondry yang berjudul “Eternal Sunshine of the Spotless Mind.”Selain itu, “Lil’fish records”, label milik Agus Sasongko, Media Distorsi tertarik untuk merilis album penuh mereka setelah mendengarkan beberapa lagu “The Trees & The Wild” via myspace. Dari sana kemudian terjalin kerjasama antar keduanya. Alhasil, Pada Februari 2009 album pertama mereka yang berjudul “Rasuk” resmi beredar di bawah payung label tersebut. Coba lah dengar lagu-lagu band yang satu ini dan agan/sista akan merasakan seperti ada sesuatu hal yg indah dan jangan kaget kalo karya ini adalah karya Indonesia.
MOCCA
Siapa yg masih blm tau band ini hayoo?? Hehe.. kayany masih ada yg blm tau mungkin krn sibuk dengerin lagu-lagu yg kalo manggung kaya grup sirkus. Mocca terbentuk pd tahun 1997 krn pertemanan satu kampus (wahh tua jg nih band umurnya). Salah satu yg membuat band asal Bandung ini terbentuk adalah krn ketidak cocokan para personilnya dgn band sebelumnya. Sudah jelas kualitas sangat di akui di Indonesia maupun di Internasional dan beberapa kali hitsnya menjadi soundtrack film layar lebar. Beberapa karya sudah di hasilkan oleh band ini baik E.P maupun album seperti “My Diary (2005), Friend (2004), “Ost. Untuk Rena (2005), “Colour (2007)”, dan “Dear Friends (2010)” dan album ini tidak hanya beredar di Indonesia namun di beberapa Negara di Asia seperti Jepang, Korsel, Thailand Singapore, dll. Jg beredar. So, bagi anda yg blm pernah denger lagu-lagu Mocca ayo coba dengerin dan nikmati karya anak Bangsa Indonesia pasti terasa berbeda seperti mendengar lagu-lagu barat.
BURGERKILL
Inilah salah satu band asal Bandung superkeras a.k.a metal yang sangat diakui musiknya baik di Indonesia maupun di kancah International. Berdiri pada tahun 1995, band ini mengusung jenis music hardcore yang pada saat Itu sedang eranya jenis genre ini. Formasi player band ini pun beberapa kali mengalami pergantian seiring dengan waktu yang terus berjalan sampai sekarang. Pada tahun 2006 terjadi musibah yang menimpa band ini dan sangat menyedihkan bagi para fansnya, Karena sang vokalis (Alm. Ivan Scumbag) yang dari awal membentuk band ini menghembuskan nafas terakhirnya karena mengalami peradangan otak padahal saat itu band ini tengah melakukan proses peluncuran album baru mereka di akhir juli 2006. Akhirnya seiring waktu berjalan mereka menemuka frontman baru yaitu Vicki. Dan sampai saat ini band ini terus menghibur fans-fansnya baik di Indonesia maupun di Luar. Beberapa album yang sudah di keluarkan band ini adalah “Dua Sisi (2000), Berkarat (2003), dan Beyond Come and Despair (2006). Pada album “Berkarat (2003)” menampilkan sebuah lagu yang berkolaborasi dengan seorang vokalis band papan atas Indonesia yaitu “Fadly (Padi)” dengan judul lagu “Tiga Titik Hitam”. Bagi anda yang suka dengan musik keras dan belum pernah mendengar lagu-lagu band yg satu ini, tunggu apa lagi ?? karena setelah mendengar maka kalian akan heran “apa benar ini karya orang Indonesia??”.
The S.I.G.I.T “The Super Insurgent Group of Intemperance Talent”
Ada yang tau band ini..?? Saya rasa bagi para penikmat indie/rock/rock n roll/garage rock gak mungkin kalo gak tau band karya anak bangsa Indonesia yg ini, yg sangat di akui keberadaan dan musiknya baik di Indonesia maupun Internasional tapi kalo ada yg gak tau yauda simak dulu info sederhana saya, hehe. Band asal bandung ini terbentuk karena pertemanan antar personilnya (kayanya banyak band sukses yang terbentuk krn pertemanan yaa??) gara-gara liat kakaknya (salah satu personil The S.I.G.I.T) manggung di Jakarta.
The S.I.G.I.T (jangan ditulis D’sigit..alay dah..!!) merupakan singkatan dari “The Super Insurgent Group of Intemperance Talent”. Nama ini terbentuk krn salah satu personilnya iseng nyari nama band di mbah google dgn mengetik nama bapaknya sigit dan Alhasil, keluar singkatan dari sigit “Science Interest Group” dan melalui proses edit jadilah nama resmi band tsb dengan singkatan yg baru. Terinspirasi dari band-band lawas seperti “Led Zeppelin, The Clash dan The Beatles” menjadi pengaruh karya-karya yg mereka hasilkan. Beberapa E.P dan album yg mereka keluarkan salah satunya Visible Idea of Perfection (yang judulnya diambil dari buku Ideals & Idols: Essays On Values in History and in Art karya E.H. Gombrich) bisa anda dapatkan di toko-toko kaset atau unduh lewat ine.
Silahkan didengar bagi yg blm pernah mendengar dan jgn heran kalo ini karya Indonesia.
EFEK RUMAH KACA
Nah..!! kalo yg ini anda anda pasti banyak yg sudah tau kn..?? Bagi yg blm tau coba sempatkan waktu anda sebentar saja membaca info sederhana band ini. “Hush” a.k.a “Super Ego” a.k.a “Efek Rumah Kaca”, Mengawali karirnya pd tahun 2001 dengan formasi 3org, sebelumnya nama band ini sudah beberapa kali mengalami perubahan seperti yang saya sebutkan barusan dan nama “Efek Rumah Kaca” muncul pd tahun 2005. Band ini merupakan band indie yg lg booming di Indonesia krn lyricnya yg menyinggung tentang kehiodupan sosial, politik, maupun global warming. Musiknya Cukup sederhana dan easy listening namun banyak lyricnya yang sangat tersirat dan penuh nasehat. Banyak kalangan media yang sangat merespon positip kehadiran band ini krn banyak yg menganggap “Ini lah produk yg di butuhkan Indonesia”. Sampai saat ini mereka sudah mengeluarkan 2 album yaitu “Efek Rumah Kaca (2007) & Kamar Gelap (2008)” dan band ini sangat di akui kualitasnya di Indonesia maupun Internasional salah satunya adalah band ini masuk album kompilasi “PEACE” yang merupakan proyek dari Buffetlibre dan Amnesty International yaitu sebuah organisasi kemanusiaan yang membela hak asasi manusia. Kompilasi ini berisi lagu-lagu eksklusif baru oleh musisi dari lebih 50 negara. Dan ide pokoknya adalah membangun sebuah atlas musik pertama di internet. Bagi anda yg blm pernah denger lagu-lagu band ini, ayo tunggu apa lagi coba dengerin dan nikmati dan pahami maksud dari lirycnya maka anda akan sadar bahwa banyak lagu yg penuh makna,nasihat,dan sejarah.
WHITE SHOES AND THE COUPLES COMPANY
band asal jakarta ini resmi berdiri pd tahun 2002. Band yang berawal iseng-iseng dikampus mereka ini akhirnya keterusan dan malah menhadi tenar sampai sekarang. Bahkan band ini masuk dalam daftar rekor muri pd tahun 2009 sebagai band indonesia pertama yg dikontrak perusahaan rekaman independen usa dan memperoleh penghargaan “the 25 best bands in myspace” dari rolling-stone.com. Beberapa karya yg sudah mereka hasilkan seperti, white shoes and the couples company (2005), skenario masa muda (e.p 2007), vakansi (2010), ost. Janji joni (2005), ost. Berbagi suami(2006).
TENGKORAK
nah..!! Yg satu ini lbh keras drpd metal bakan ini band adalah mbahnya scene grindcore indonesia. Tengkorak, band yg mengawali karirnya di tahun 1993 ini sudah sangat terkenal pd jaman itu. Fansnya pun dr awal mereka ada sampai sekarang makin membludak dan banyak yang menunggu aksi panggung dr band cadaz ini. Band asal jakarta tsb sudah sangat di akui di indonesia maupun internasional dan sering sekali mendapat undangan dari beberapa negara dibelahan dunia yg mengadakan festival extreme musik. Beberapa karya sudah dihasilkan oleh band ini diantaranya, “it,s a proud to vomit (1996), metalik klinik 1 & 2 (1997-1998), dying poor (1998), til your ears bleed, konsentrasi massa (1999), darurat sipil (2002), realease from suffering (2005)”.
Untuk saat ini sudah agak susah mencari karya-karya mereka karena beberapa karya mereka di rilis di negara lain seperti jepang dan portugal. Silahkan nikmati lagu-lagunya terutama livenya jgn sampe ketinggalan krn adrenalin kalian akan diguncang dengan distorsi-distorsi band ini.
Terimakasih, salam olahraga :D
#diambil dari salah satu threadshow di kaskus dg sedikit edit.hehe
THE TREES AND THE WILD
Nah..!! siapa sangka kalo band asal Jakarta ini ternyata band karya Indonesia. Di tahun 2006, band yang memulai awal perjalanannya dengan 3orang. Berawal dari sebuah pertemanan dan mereka menciptakan beberapa karya yang sederhana dan ear catching, mudah dicerna dan cukup minimalis. ”Honeymoon on Ice” adalah single pertama dari mereka yang diperkenalkan ke publik dan mendapat apresiasi bagus dari salah satu radio anak muda Ibukota. Lagu paling minimalis ini terinspirasi dari sebuah film karya Michel Gondry yang berjudul “Eternal Sunshine of the Spotless Mind.”Selain itu, “Lil’fish records”, label milik Agus Sasongko, Media Distorsi tertarik untuk merilis album penuh mereka setelah mendengarkan beberapa lagu “The Trees & The Wild” via myspace. Dari sana kemudian terjalin kerjasama antar keduanya. Alhasil, Pada Februari 2009 album pertama mereka yang berjudul “Rasuk” resmi beredar di bawah payung label tersebut. Coba lah dengar lagu-lagu band yang satu ini dan agan/sista akan merasakan seperti ada sesuatu hal yg indah dan jangan kaget kalo karya ini adalah karya Indonesia.
MOCCA
Siapa yg masih blm tau band ini hayoo?? Hehe.. kayany masih ada yg blm tau mungkin krn sibuk dengerin lagu-lagu yg kalo manggung kaya grup sirkus. Mocca terbentuk pd tahun 1997 krn pertemanan satu kampus (wahh tua jg nih band umurnya). Salah satu yg membuat band asal Bandung ini terbentuk adalah krn ketidak cocokan para personilnya dgn band sebelumnya. Sudah jelas kualitas sangat di akui di Indonesia maupun di Internasional dan beberapa kali hitsnya menjadi soundtrack film layar lebar. Beberapa karya sudah di hasilkan oleh band ini baik E.P maupun album seperti “My Diary (2005), Friend (2004), “Ost. Untuk Rena (2005), “Colour (2007)”, dan “Dear Friends (2010)” dan album ini tidak hanya beredar di Indonesia namun di beberapa Negara di Asia seperti Jepang, Korsel, Thailand Singapore, dll. Jg beredar. So, bagi anda yg blm pernah denger lagu-lagu Mocca ayo coba dengerin dan nikmati karya anak Bangsa Indonesia pasti terasa berbeda seperti mendengar lagu-lagu barat.
BURGERKILL
Inilah salah satu band asal Bandung superkeras a.k.a metal yang sangat diakui musiknya baik di Indonesia maupun di kancah International. Berdiri pada tahun 1995, band ini mengusung jenis music hardcore yang pada saat Itu sedang eranya jenis genre ini. Formasi player band ini pun beberapa kali mengalami pergantian seiring dengan waktu yang terus berjalan sampai sekarang. Pada tahun 2006 terjadi musibah yang menimpa band ini dan sangat menyedihkan bagi para fansnya, Karena sang vokalis (Alm. Ivan Scumbag) yang dari awal membentuk band ini menghembuskan nafas terakhirnya karena mengalami peradangan otak padahal saat itu band ini tengah melakukan proses peluncuran album baru mereka di akhir juli 2006. Akhirnya seiring waktu berjalan mereka menemuka frontman baru yaitu Vicki. Dan sampai saat ini band ini terus menghibur fans-fansnya baik di Indonesia maupun di Luar. Beberapa album yang sudah di keluarkan band ini adalah “Dua Sisi (2000), Berkarat (2003), dan Beyond Come and Despair (2006). Pada album “Berkarat (2003)” menampilkan sebuah lagu yang berkolaborasi dengan seorang vokalis band papan atas Indonesia yaitu “Fadly (Padi)” dengan judul lagu “Tiga Titik Hitam”. Bagi anda yang suka dengan musik keras dan belum pernah mendengar lagu-lagu band yg satu ini, tunggu apa lagi ?? karena setelah mendengar maka kalian akan heran “apa benar ini karya orang Indonesia??”.
The S.I.G.I.T “The Super Insurgent Group of Intemperance Talent”
Ada yang tau band ini..?? Saya rasa bagi para penikmat indie/rock/rock n roll/garage rock gak mungkin kalo gak tau band karya anak bangsa Indonesia yg ini, yg sangat di akui keberadaan dan musiknya baik di Indonesia maupun Internasional tapi kalo ada yg gak tau yauda simak dulu info sederhana saya, hehe. Band asal bandung ini terbentuk karena pertemanan antar personilnya (kayanya banyak band sukses yang terbentuk krn pertemanan yaa??) gara-gara liat kakaknya (salah satu personil The S.I.G.I.T) manggung di Jakarta.
The S.I.G.I.T (jangan ditulis D’sigit..alay dah..!!) merupakan singkatan dari “The Super Insurgent Group of Intemperance Talent”. Nama ini terbentuk krn salah satu personilnya iseng nyari nama band di mbah google dgn mengetik nama bapaknya sigit dan Alhasil, keluar singkatan dari sigit “Science Interest Group” dan melalui proses edit jadilah nama resmi band tsb dengan singkatan yg baru. Terinspirasi dari band-band lawas seperti “Led Zeppelin, The Clash dan The Beatles” menjadi pengaruh karya-karya yg mereka hasilkan. Beberapa E.P dan album yg mereka keluarkan salah satunya Visible Idea of Perfection (yang judulnya diambil dari buku Ideals & Idols: Essays On Values in History and in Art karya E.H. Gombrich) bisa anda dapatkan di toko-toko kaset atau unduh lewat ine.
Silahkan didengar bagi yg blm pernah mendengar dan jgn heran kalo ini karya Indonesia.
EFEK RUMAH KACA
Nah..!! kalo yg ini anda anda pasti banyak yg sudah tau kn..?? Bagi yg blm tau coba sempatkan waktu anda sebentar saja membaca info sederhana band ini. “Hush” a.k.a “Super Ego” a.k.a “Efek Rumah Kaca”, Mengawali karirnya pd tahun 2001 dengan formasi 3org, sebelumnya nama band ini sudah beberapa kali mengalami perubahan seperti yang saya sebutkan barusan dan nama “Efek Rumah Kaca” muncul pd tahun 2005. Band ini merupakan band indie yg lg booming di Indonesia krn lyricnya yg menyinggung tentang kehiodupan sosial, politik, maupun global warming. Musiknya Cukup sederhana dan easy listening namun banyak lyricnya yang sangat tersirat dan penuh nasehat. Banyak kalangan media yang sangat merespon positip kehadiran band ini krn banyak yg menganggap “Ini lah produk yg di butuhkan Indonesia”. Sampai saat ini mereka sudah mengeluarkan 2 album yaitu “Efek Rumah Kaca (2007) & Kamar Gelap (2008)” dan band ini sangat di akui kualitasnya di Indonesia maupun Internasional salah satunya adalah band ini masuk album kompilasi “PEACE” yang merupakan proyek dari Buffetlibre dan Amnesty International yaitu sebuah organisasi kemanusiaan yang membela hak asasi manusia. Kompilasi ini berisi lagu-lagu eksklusif baru oleh musisi dari lebih 50 negara. Dan ide pokoknya adalah membangun sebuah atlas musik pertama di internet. Bagi anda yg blm pernah denger lagu-lagu band ini, ayo tunggu apa lagi coba dengerin dan nikmati dan pahami maksud dari lirycnya maka anda akan sadar bahwa banyak lagu yg penuh makna,nasihat,dan sejarah.
WHITE SHOES AND THE COUPLES COMPANY
band asal jakarta ini resmi berdiri pd tahun 2002. Band yang berawal iseng-iseng dikampus mereka ini akhirnya keterusan dan malah menhadi tenar sampai sekarang. Bahkan band ini masuk dalam daftar rekor muri pd tahun 2009 sebagai band indonesia pertama yg dikontrak perusahaan rekaman independen usa dan memperoleh penghargaan “the 25 best bands in myspace” dari rolling-stone.com. Beberapa karya yg sudah mereka hasilkan seperti, white shoes and the couples company (2005), skenario masa muda (e.p 2007), vakansi (2010), ost. Janji joni (2005), ost. Berbagi suami(2006).
TENGKORAK
nah..!! Yg satu ini lbh keras drpd metal bakan ini band adalah mbahnya scene grindcore indonesia. Tengkorak, band yg mengawali karirnya di tahun 1993 ini sudah sangat terkenal pd jaman itu. Fansnya pun dr awal mereka ada sampai sekarang makin membludak dan banyak yang menunggu aksi panggung dr band cadaz ini. Band asal jakarta tsb sudah sangat di akui di indonesia maupun internasional dan sering sekali mendapat undangan dari beberapa negara dibelahan dunia yg mengadakan festival extreme musik. Beberapa karya sudah dihasilkan oleh band ini diantaranya, “it,s a proud to vomit (1996), metalik klinik 1 & 2 (1997-1998), dying poor (1998), til your ears bleed, konsentrasi massa (1999), darurat sipil (2002), realease from suffering (2005)”.
Untuk saat ini sudah agak susah mencari karya-karya mereka karena beberapa karya mereka di rilis di negara lain seperti jepang dan portugal. Silahkan nikmati lagu-lagunya terutama livenya jgn sampe ketinggalan krn adrenalin kalian akan diguncang dengan distorsi-distorsi band ini.
Terimakasih, salam olahraga :D
#diambil dari salah satu threadshow di kaskus dg sedikit edit.hehe
Kebahagiaan untuk album kedua dari FRAU
Banyaknya pujian dan berbagai kredit bagus yang diterima dari masyarakat serta pengamat musik, mungkin adalah alasan dari pertama kali dirilis sampai saat ini debut albumnya, Starlit Carousel masih menjadi peringkat tertinggi album yang paling sering diunduh secara gratis dan legal di Yes No Wave, sebuah netlabel asli Jogjakarta. Begitupun dengan rilisan fisiknya yang tidak bisa dibedakan dengan kacang goreng, laku keras. Namun bagi mereka yang belum pernah mengunduh atau membeli albumnya sekalipun tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk mencerna musik yang ia tawarkan yang kemudian pasti akan mencintainya. Baik mencintai musiknya atau mencintai seorang wanita muda manis penyuh senyum yang merupakan hulu dari segala keindahan musik itu. Leilani Hermiasih, seorang mahasiswi biasa dari Jogja yang jika bertemu piano berubah menjadi Frau, seorang wanita luar biasa. Luar biasa dalam arti dengan segala hiruk pikuk orang-orang yang mengaguminya, dengan 12.000 lebih orang yang memberi jempol di laman Facebook resminya, Frau tetaplah membumi. Ia masih mau melayani permintaan foto bersama dari bejubel penggemarnya, belum lagi jika ada yang meminta tanda tangan ia akan dengan senang hati bertanya “…untuk siapa namanya?” sembari tersenyum.
Dalam lagu-lagunya, Frau memiliki lirik yang cukup puitis yang secara bahasa beretika dan estetika baik. Mungkin ini juga yang mejadi faktor dipercayanya Frau untuk menginterpretasi ulang puisi-puisi klasik karya pujangga era 45 dan tampil pada malam pembukaan Bienal Sastra 2011 beberapa waktu lalu. Frau berhasil menafsirkan puisi-puisi seperti “Senja di Pelabuhan Kecil” karya Chairil Anwar, “Dongeng Buat Bayi Zus Pandi” karya Asrul Sani dan “Berdiri Aku” karya Amir Hamzah menjadi lagu-lagu baru yang indah dan sarat emosi.
Berkerumun banyak orang di muka teater Salihara sesaat setelah acara malam pembukaan Bienal Sastra 2011 usai. Mayoritas adalah wanita-wanita muda, beberapa pria, dan tidak sedikit juga oma-oma yang masih segar menunggu giliran untuk medapatkan tanda tangan, berfoto bersama, atau hanya sekedar untuk bersalaman serta menyampaikan kekaguman atas penampilannya dan menyatakan cinta pada pandangan pertamanya. Frau menyambut mereka semua dengan hangat. Hangatnya masih sama, masih bertahan sampai tiba giliran saya meminta tanda tangan di atas keping album Starlit Carousel dan kompilasi Jogja Istimewa. Sekarang saya punya dua tanda tangan Frau, dan karena saya merupakan orang terakhir yang “mengantri” maka sekarang saya juga punya waktu untuk berbincang sedikit lebih lama dengannya. Tentang hubungan antara musiknya dan sastra, musisi Jogja yang membantu membesarkannya, hingga sedikit gambaran album keduanya yang akan datang, berikut interview singkat dengan Frau.
Baru saja menjadi penampil di sebuah acara sastra. Sebenarnya sejauh mana sastra itu sendiri mempengaruhi karya-karya Frau?
Sejauh aku membaca dan semua sastra yang aku baca akhirnya mempengaruhi dan keluar lagi dalam bentuk apa yang aku tulis. Selain itu, memang aku ingin juga tulisan atau lirikku itu enak dibaca dan dari situ aku banyak mencoba mencari dan membaca karya-karya sastra yang udah ada, seperti puisi-puisi. Walaupun sebenernya aku kurang menyukai puisi.
Dalam penampilannya tadi Frau membawakan lagu-lagu baru hasil interpretasi dari puisi-puisi klasik Indonesia. Bagaimana proses kreatifnya dari mulai menentukan puisinya sampai menjadi lagu?
Sebenernya aku hanya membaca puisi-puisi tersebut dan mencocokan langsung ke piano. Bagaimana enaknya, nadanya seperti apa yang sesuai dengan kata-katanya.
Lalu menentukan emosi antara teks dan musiknya itu sendiri bagaimana?
Aku harus melihat isi dari puisi itu seperti apa, kemudian menemukan mood dan perasaan yang dibawa ke dalam melodinya. Melodinya juga aku harus mencari semisal nada minor yang keras itu cocoknya dengan kata-kata yang bagaimana, membawa perasaan yang seperti apa. Jadi aku mengenali dulu bagaimana kira-kira kandungan puisi-puisi itu baru kemudian menuliskannya kembali dengan piano sebagai kertasnya.
Tadi Frau juga sempat membawakan sebuah lagu baru yang bernuansa tradisional sunda. Bisa diceritakan tentang memilih nuansa seperti itu? Yang notabene Frau berasal dari Jogja tapi kenapa tidak memilih nuansa tradisional jawa?
Sebenernya, di awal aku mau ada lagu yang agak ada nuansa tradisional yang bisa dibawakan dengan piano, yang gaya tehnik bermainnya masih ke-Eropa-eropa-an atau paling tidak klasik Eropa. Dan pemilihan nuansa sunda itu sendiri sebenarnya tidak sengaja. Jadi awalnya nada-nada di lagu ini aku pikir bernuansa jawa (tertawa). Tapi ternyata tangga pentatoniknya berbeda. Akhirnya malah jadi lebih kerasa sunda, dan yang bilang kalau ini soundnya seperti sunda pun lebih banyak daripada yang bilang ini jawa (tertawa). Jadi yang bilang seperti itu awalnya bukan aku sendiri.
Bicara soal scene di Jogja sekarang ini, sudah pasti yang akan orang lontarkan pertama kali tidak jauh dari Melancholic Bitch, Armada Racun dan Risky Summerbee & the Honeythief. Kalau boleh memilih, sebagai seorang musisi yang juga dari Jogja, siapakah di antara mereka yang paling ‘Frau’ ?
Mungkin ini jawaban yang menyebalkan ya (tertawa), tapi memang semuanya aku sangat menyukai dari awal memulai Frau. Ketiga band ini adalah band-band yang benar-benar mendorong aku sendiri untuk membuat lagu dan membuat album, dan ketiganya pun sangat spesial dalam caranya sendiri. Armada Racun dari awal berdiri sampai sekarang mempunyai genre yang luar biasa berani, Melancholic Bitch semua elemen dalam musiknya juga menyampur dan terdengar sangat ‘wah’, mewah dan menyenangkan. Yang pasti juga liriknya Mas Ugoran yang gila. Risky Summerbee masing-masing personelnya memang orang-orang yang sudah sangat mumpuni dalam musik dan harmoni yang mereka ciptakan juga sangat bagus. Jadi aku rasa aku akan salah kalau aku bilang hanya satu di antara mereka yang paling ‘Frau’. Karena ketiganya jelas punya andil dalam terlahirnya Frau.
Sejauh apakah hubungan Ugoran Prasad dalam musik Frau?
Selain sudah mengizinkan aku membawakan lagu miliknya dan dia juga mau nyanyi bareng di lagu itu, untuk pengerjaan album kedua aku banyak ngobrol-ngobrol dengan dia untuk diri aku sendiri biar lebih terbuka pemikiranku dan yang pasti latihan bikin lirik.
Memang akan seperti apakah gambaran album kedua Frau itu nanti?
Hmm….. apa ya. Mungkin cuma bisa satu kata aja, Kebahagiaan.Udah. (tersenyum).
(gigsplay.com)
Langganan:
Postingan (Atom)