Kehadiran ben pop yang satu ini memang fenomenal. Yang paling mencorong adalah, EFEK RUMAH KACA (ERK) ogah mengobral cerita cinta yang konvensional seperti ben/musisi pop kebanyakan. Justru sebaliknya, trio pop minimalis ini menyindir keras hal tersebut, khususnya bagi band yang "menjual diri" atas nama pasar! Hmm, cukup militan untuk genre-nya.
Kalau pun ada yang menilai musik ERK biasa saja, namun kemunculannya tetap menjadi formula baru bagi pendengarnya atas pesan-pesan-nya yang masif juga inspiratif. Wajar bila band ini sempat menjadi bahan perbincangan. Karena ERK adalah band pop yang esensial.
Untuk menanggapi wacana yang sekiranya "serius", maka wawancara ini kami lakukan via surat elektronik. Cuma, kalau anda merasa jawaban kurang maksimal, yah memang begitulah adanya. Mari simak wawancara Efek Rumah Kaca!
1) Ok, bagaimana respon penyimak “Kamar Gelap” sejauh ini? Buat kalian, apa sih yang paling signifikan dari “Kamar Gelap” dibanding album sebelumnya?
> Ada ngga hal yang tertinggal/belum kesampaian untuk dimuat di album kedua ERK ini?
ERK: Setahu kami, lumayan bagus. Beberapa lagu di album 2 lebih upbeat dibanding album 1.
> Setiap album kami memiliki kapasitasnya tersendiri, secara musik dan lirik. Yang belum kesampaian akan ada di rilisan berikutnya.
2) Kenapa label album “Kamar Gelap” ERK pindah ke AKSARA Records? Maksudnya, kenapa hanya melangkah sampai di situ, kenapa ngga kalian menawarkan ke label yang lebih besar (major-red)?
> Kira-kira, kriteria label yang ideal buat ERK itu seperti apa?
ERK: Karena AKSARA kami anggap cukup cocok dengan kami saat ini.
> Punya visi yang sama dan berupaya mewujudkannya.
3) Buat kami, ERK memiliki pesan-pesan yang cukup militan dan spirit resistensi (untuk ukuran band pop). Tapi dalam sistem kapitalisme sekarang apa saja bisa dijadikan “pasar”. Artinya, sebahaya apapun pesan kalian, “mereka” bisa menyulap menjadi sesuatu dagangan yang laris. Lihat bagaimana sosok revolusioner Che Guevarra yang sekarang bisa dikemas butik versi clothing/distro. Atau band yang dianggap "counter" pun bisa bergabung dengan multikorporasional. Jadi, perlawanan aja bisa jadi barang dagangan laris. Nah, ERK dikenal dengan band dengan yang memili-ki "pesan-pesan" tadi, apa ngga khawatir bakal jadi boomerang bagi kalian sendiri? Apalagi ERK itu band, bisa kaya barang dagangan. Bagaimana kalian menyiasati pihak-pihak yang mengambil “asas manfaat” itu? [Eh, tapi saya cukup kagum tuh ketika ERK terpilih sebagai “Rookie of the Year” oleh salah satu majalah musik besar, kalian membuat “sindiran” dengan mengenakan kaos “PASAR BISA DICIPTAN”.]
ERK: Kami memang ber-senang-senang sambil ber-dagang. Bila ada pihak-pihak yang mengambil “asas manfaat”, ya kita manfaatkan bersama.
4) Sejak 10 Januari 2009 sampai Pemilu kemarin ERK dipercayakan untuk mengisi rubrik rutin setiap Sabtu di koran KOMPAS. Siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini?
> Okey, mungkin saya nanyanya telat. Cuma yang saya ingin tanyakan adalah, apa tujuan kalian mengisi rubrik tersebut? Kalau hanya sekedar menyampaikan kritik atau nuangin uneg-uneg pada pemerintahan, saya pikir janggal aja. Kita semua tau kalau media itu dipegang tangan “penguasa”. Lihat saja, munculnya persoalan seperti Munir itu cuma “letupan” belaka doang. Kalau kalian memang ingin menulis yang bersifat radikal, kan bisa tulis di ERK’s zine “DI UDARA”? Atau memang ada unsur “promosi” dengan rubrik tersebut?
ERK: Setiap personil menulis dan di-edit oleh manager kita Harlan Boer. Dialah yang mengirimnya ke Redaktur Kompas.
> Kesempatan untuk beropini dan menyampaikan pesan lewat media skala nasional, hingga bisa dibaca oleh banyak orang (masyarakat). Bila pembaca Kompas setuju dengan tulisan kami, jadi lebih mengenal Efek Rumah Kaca, tentu otomatis terjadi berpromosi.
5) Sebenarnya banyak musisi scene indie (termasuk pop) di Indonesia yang kami nilai potensial, walau temanya masih “cinta melulu”. Hanya saja, tak banyak dari mereka yang terekspos ke ranah mainstream. Justru yang dianggap ngga bermutu itu yang malah melejit. Apa kalian merasa kalau band di Indonesia itu nasibnya “untung-untungan”? Atau mungkin kalian satu di antaranya? ERK: Apa pun, nggak usah band, ada unsur keberuntungan. Mungkin kami satu di antaranya.
6) Seperti yang kita lihat, fenomena “anak band” di Indonesia tendensinya hanyalah transisi masa muda. Yah, setidaknya bukan prioritas utama lah. Apalagi yang di scene underground hehehe. Nah, bagaimana kalian membawa ERK ini nantinya? Apa kalian jalanin aja dulu mumpung ada kesempatan, atau gimana? > Apa penghasilan ERK sudah mencukupi kehidupan para personilnya?
ERK: Sebelum rilis album 1 kami sudah bersama dari tahun 2001, dan menjadikan ini prioritas.
> ERK buat kami kantor juga. Kami bekerja di sini dan mendapatkan penghasilan untuk bisa hidup termasuk menjalani kehidupan berkeluarga.
7) Bagi ERK mana yang lebih penting, musik atau lirik? Kalo secara musikal mungkin ERK sudah diterima masyarakat luas yah. Terbukti, schedule manggung ERK semakin padat, sampai acara pensi (SMP/SMA) sekalipun menggandrungi kalian. Namun bagaimana secara lirikal? Buat saya tema kalian cukup berpikir, apalagi di album “Kamar Gelap” dikemas lebih puitis.
> Apa kalian yakin isi/pesan ERK sampai pada penyimak ERK yang masih SMP & SMA itu? Kalo ngga, berarti kalian cuma ngamen doang hehehe.
ERK: Buat kami lagu dan lirik sama-sama penting dan melengkapi. Apakah kamu sudah meriset bahwa pendengar (atau penonton konser) kami tertarik hanya pada musik kami dan tidak pada liriknya?
> Mudah-mudahan. Kalau menurut kamu tema lirik lagu-lagu kami “cukup berpikir”, apakah kamu pikir semua anak SMP dan SMA tidak bisa atau malas berpikir? Lalu semua yang berusia di atas rata-rata anak SMA lebih giat berpikir?
8) Yang namanya produk tentu berkaitan dengan konsumeritas. Orang dagang pasti maunya untung banyak. Contoh kecil aja, band bikin album tentu penjualannya ingin laku sebanyak mungkin, atau merchandisenya juga begitu. Nah, untuk memotong nilai konsumeritas tadi itu salah satunya pembajakan. So, gimana kalo album ERK dibajak ato dikopi? Misalnya, orang mendownload album ERK di internet dengan alasan supaya ngga konsum? Hehehe. ERK: Nggak apa-apa. Tapi, kamu yakin mereka yang men-download di internet adalah pasti tipikal orang-orang yang tidak konsumtif?
9) Kalian merasa ngga kalau kehidupan ini dibangun dengan sebuah citra?
ERK: Iya.
10) Kehadiran ERK di dunia pop seperti melabrak stereotipikal. Apalagi pesan-pesan kalian juga mengingatkan saya pada band-band hardcore/punk. Apa keberadaan ERK ingin membuat tandingan kultur pop itu sendiri?
“Setiap generasi melahirkan orang-orang yang berani melawan arus” – Cholil (DI UDARA zine #2, hal.4)
ERK: Kami ingin menyampaikan pesan-pesan lewat lagu-lagu yang kami suka.
11) Banyak yang bilang kalau bikin band idealis di sini (Indonesia) tuh susah “maju”? Bagaimana kalian menanggapi pernyataan tesebut?
ERK: Betul, perlu usaha dan berpikir keras.
12) Salah satu kendala dilematis bagi musisi lokal untuk bisa go international adalah perkara bahasa. Sedang ERK lebih memilih bahasa Indonesia semua untuk liriknya. Ada rencana ngga untuk merekam ulang lagu-lagu ERK dengan bahasa Inggris, gitu? Atau kenapa kalian tidak buat lagu dengan bahasa Inggris?
ERK: Belum ada rencana. Go internasional bisa saja dengan bahasa Indonesia.
13) Jika kalian ingin membawakan lagu tribut, kira-kira artis siapa & lagu apa yang akan kalian bawakan? Dan kenapa?
ERK: Salah satunya Chrisye. Karena Chrisye termasuk salah satu referensi kami.
14) Bila ERK ditawarin jadi model iklan atau lagunya dijadiin jingle produk, kalian keberatan ngga?
> Atau mungkin ada planning untuk bikin movie ERK gitu? Hehehe.
ERK: Tergantung produknya. Tapi, pada umumnya kita tidak keberatan. Itu kan cara promosi dan rezeki.
> Ada rencana. Tapi bukan film tentang ERK dengan kami sebagai aktornya. Ini film yang terinspirasi dari ERK dan lagu-lagunya.
15) Ok, terimakasih atas jawabannya. Ada yang ingin ditambahkan?
ERK: Sama-sama. Terima kasih juga.
Kita baru mulai mengadakan program “Video Melulu”, yaitu lomba membuat video klip ERK, bekerjasama dengan hai-online. Penyerahan karya ditutup Juli. Juga berencana mengadakan konser di Jakarta tahun ini. (JURNALLICA.COM)
(April '09).