Kamis, 30 Juni 2011

KLATEN BLAST CORPSE


kami bukan sebuah komunitas, kami hanya beberapa anak-anak klaten yang saat ini sedang bersemangat dengan death metal, menyenangkan sekali melakukan hoby yang sama dengan lebih banyak teman, kami ingin belajar dan berkembang dalam death metal.menjalani kesenangan tanpa pusing memikirkan tentang komunitas atau semacamnya.
kami dari awal memang tidak berniat membentuk komunitas kaku atau semacamnya, ...kita hanya menjalani hoby yang kita senangi sembari belajar cerdas dan berkembang.
simple kok,
"hear and explore the (death) metal music,
take a lot of friends,
keep support and spirit,
stay intense and brutal. . . " (facebook.com/klaten blast corpse)

EFEK RUMAH KACA "Bukan Band Pop yang Cinta Melulu"

Kehadiran ben pop yang satu ini memang fenomenal. Yang paling mencorong adalah, EFEK RUMAH KACA (ERK) ogah mengobral cerita cinta yang konvensional seperti ben/musisi pop kebanyakan. Justru sebaliknya, trio pop minimalis ini menyindir keras hal tersebut, khususnya bagi band yang "menjual diri" atas nama pasar! Hmm, cukup militan untuk genre-nya.
Kalau pun ada yang menilai musik ERK biasa saja, namun kemunculannya tetap menjadi formula baru bagi pendengarnya atas pesan-pesan-nya yang masif juga inspiratif. Wajar bila band ini sempat menjadi bahan perbincangan. Karena ERK adalah band pop yang esensial.
Untuk menanggapi wacana yang sekiranya "serius", maka wawancara ini kami lakukan via surat elektronik. Cuma, kalau anda merasa jawaban kurang maksimal, yah memang begitulah adanya. Mari simak wawancara Efek Rumah Kaca!

1) Ok, bagaimana respon penyimak “Kamar Gelap” sejauh ini? Buat kalian, apa sih yang paling signifikan dari “Kamar Gelap” dibanding album sebelumnya?
> Ada ngga hal yang tertinggal/belum kesampaian untuk dimuat di album kedua ERK ini?
ERK: Setahu kami, lumayan bagus. Beberapa lagu di album 2 lebih upbeat dibanding album 1.
> Setiap album kami memiliki kapasitasnya tersendiri, secara musik dan lirik. Yang belum kesampaian akan ada di rilisan berikutnya.
 
2) Kenapa label album “Kamar Gelap” ERK pindah ke AKSARA Records? Maksudnya, kenapa hanya melangkah sampai di situ, kenapa ngga kalian menawarkan ke label yang lebih besar (major-red)?
> Kira-kira, kriteria label yang ideal buat ERK itu seperti apa?
ERK: Karena AKSARA kami anggap cukup cocok dengan kami saat ini.
> Punya visi yang sama dan berupaya mewujudkannya.
 
3) Buat kami, ERK memiliki pesan-pesan yang cukup militan dan spirit resistensi (untuk ukuran band pop). Tapi dalam sistem kapitalisme sekarang apa saja bisa dijadikan “pasar”. Artinya, sebahaya apapun pesan kalian, “mereka” bisa menyulap menjadi sesuatu dagangan yang laris. Lihat bagaimana sosok revolusioner Che Guevarra yang sekarang bisa dikemas butik versi clothing/distro. Atau band yang dianggap "counter" pun bisa bergabung dengan multikorporasional. Jadi, perlawanan aja bisa jadi barang dagangan laris.
Nah, ERK dikenal dengan band dengan yang memili-ki "pesan-pesan" tadi, apa ngga khawatir bakal jadi boomerang bagi kalian sendiri? Apalagi ERK itu band, bisa kaya barang dagangan. Bagaimana kalian menyiasati pihak-pihak yang mengambil “asas manfaat” itu?
[Eh, tapi saya cukup kagum tuh ketika ERK terpilih sebagai “Rookie of the Year” oleh salah satu majalah musik besar, kalian membuat “sindiran” dengan mengenakan kaos “PASAR BISA DICIPTAN”.]
ERK: Kami memang ber-senang-senang sambil ber-dagang. Bila ada pihak-pihak yang mengambil “asas manfaat”, ya kita manfaatkan bersama.
 
4) Sejak 10 Januari 2009 sampai Pemilu kemarin ERK dipercayakan untuk mengisi rubrik rutin setiap Sabtu di koran KOMPAS. Siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini?
> Okey, mungkin saya nanyanya telat. Cuma yang saya ingin tanyakan adalah, apa tujuan kalian mengisi rubrik tersebut? Kalau hanya sekedar menyampaikan kritik atau nuangin uneg-uneg pada pemerintahan, saya pikir janggal aja. Kita semua tau kalau media itu dipegang tangan “penguasa”. Lihat saja, munculnya persoalan seperti Munir itu cuma “letupan” belaka doang. Kalau kalian memang ingin menulis yang bersifat radikal, kan bisa tulis di ERK’s zine “DI UDARA”? Atau memang ada unsur “promosi” dengan rubrik tersebut?
ERK: Setiap personil menulis dan di-edit oleh manager kita Harlan Boer. Dialah yang mengirimnya ke Redaktur Kompas.
> Kesempatan untuk beropini dan menyampaikan pesan lewat media skala nasional, hingga bisa dibaca oleh banyak orang (masyarakat). Bila pembaca Kompas setuju dengan tulisan kami, jadi lebih mengenal Efek Rumah Kaca, tentu otomatis terjadi berpromosi.
 
5) Sebenarnya banyak musisi scene indie (termasuk pop) di Indonesia yang kami nilai potensial, walau temanya masih “cinta melulu”. Hanya saja, tak banyak dari mereka yang terekspos ke ranah mainstream. Justru yang dianggap ngga bermutu itu yang malah melejit. Apa kalian merasa kalau band di Indonesia itu nasibnya “untung-untungan”? Atau mungkin kalian satu di antaranya?
ERK: Apa pun, nggak usah band, ada unsur keberuntungan. Mungkin kami satu di antaranya.
 
6) Seperti yang kita lihat, fenomena “anak band” di Indonesia tendensinya hanyalah transisi masa muda. Yah, setidaknya bukan prioritas utama lah. Apalagi yang di scene underground hehehe. Nah, bagaimana kalian membawa ERK ini nantinya? Apa kalian jalanin aja dulu mumpung ada kesempatan, atau gimana?
> Apa penghasilan ERK sudah mencukupi kehidupan para personilnya?
ERK: Sebelum rilis album 1 kami sudah bersama dari tahun 2001, dan menjadikan ini prioritas.
> ERK buat kami kantor juga. Kami bekerja di sini dan mendapatkan penghasilan untuk bisa hidup termasuk menjalani kehidupan berkeluarga.
 
7) Bagi ERK mana yang lebih penting, musik atau lirik? Kalo secara musikal mungkin ERK sudah diterima masyarakat luas yah. Terbukti, schedule manggung ERK semakin padat, sampai acara pensi (SMP/SMA) sekalipun menggandrungi kalian. Namun bagaimana secara lirikal? Buat saya tema kalian cukup berpikir, apalagi di album “Kamar Gelap” dikemas lebih puitis.
> Apa kalian yakin isi/pesan ERK sampai pada penyimak ERK yang masih SMP & SMA itu? Kalo ngga, berarti kalian cuma ngamen doang hehehe.
ERK: Buat kami lagu dan lirik sama-sama penting dan melengkapi. Apakah kamu sudah meriset bahwa pendengar (atau penonton konser) kami tertarik hanya pada musik kami dan tidak pada liriknya?
> Mudah-mudahan. Kalau menurut kamu tema lirik lagu-lagu kami “cukup berpikir”, apakah kamu pikir semua anak SMP dan SMA tidak bisa atau malas berpikir? Lalu semua yang berusia di atas rata-rata anak SMA  lebih giat berpikir?
 
8) Yang namanya produk tentu berkaitan dengan konsumeritas. Orang dagang pasti maunya untung banyak. Contoh kecil aja, band bikin album tentu penjualannya ingin laku sebanyak mungkin, atau merchandisenya juga begitu. Nah, untuk memotong nilai konsumeritas tadi itu salah satunya pembajakan. So, gimana kalo album ERK dibajak ato dikopi? Misalnya, orang mendownload album ERK di internet dengan alasan supaya ngga konsum? Hehehe. 
ERK: Nggak apa-apa. Tapi, kamu yakin mereka yang men-download di internet adalah pasti tipikal orang-orang yang tidak konsumtif?
 
9) Kalian merasa ngga kalau kehidupan ini dibangun dengan sebuah citra?
ERK: Iya.
 
10) Kehadiran ERK di dunia pop seperti melabrak stereotipikal. Apalagi pesan-pesan kalian juga mengingatkan saya pada band-band hardcore/punk. Apa keberadaan ERK ingin membuat tandingan kultur pop itu sendiri?
 “Setiap generasi melahirkan orang-orang yang berani melawan arus” – Cholil (DI UDARA zine #2, hal.4)
ERK: Kami ingin menyampaikan pesan-pesan lewat lagu-lagu yang kami suka.
 
11) Banyak yang bilang kalau bikin band idealis di sini (Indonesia) tuh susah “maju”? Bagaimana kalian menanggapi pernyataan tesebut?
ERK: Betul, perlu usaha dan berpikir keras.
 
12) Salah satu kendala dilematis bagi musisi lokal untuk bisa go international adalah perkara bahasa. Sedang ERK lebih memilih bahasa Indonesia semua untuk liriknya. Ada rencana ngga untuk merekam ulang lagu-lagu ERK dengan bahasa Inggris, gitu? Atau kenapa kalian tidak buat lagu dengan bahasa Inggris?
ERK: Belum ada rencana. Go internasional bisa saja dengan bahasa Indonesia.
 
13) Jika kalian ingin membawakan lagu tribut, kira-kira artis siapa & lagu apa yang akan kalian bawakan? Dan kenapa?
ERK: Salah satunya Chrisye. Karena Chrisye termasuk salah satu referensi kami.
 
14) Bila ERK ditawarin jadi model iklan atau lagunya dijadiin jingle produk, kalian keberatan ngga?
> Atau mungkin ada planning untuk bikin movie ERK gitu? Hehehe.
ERK: Tergantung produknya. Tapi, pada umumnya kita tidak keberatan. Itu kan cara promosi dan rezeki.
> Ada rencana. Tapi bukan film tentang ERK dengan kami sebagai aktornya. Ini film yang terinspirasi dari ERK dan lagu-lagunya.
 
15) Ok, terimakasih atas jawabannya. Ada yang ingin ditambahkan?
ERK: Sama-sama. Terima kasih juga.
Kita baru mulai mengadakan program “Video Melulu”, yaitu lomba membuat video klip ERK, bekerjasama dengan hai-online. Penyerahan karya ditutup Juli. Juga berencana mengadakan konser di Jakarta tahun ini. (JURNALLICA.COM)
(April '09).

Sedikit Tentang Tika and The Dissident

Bidadari Tanpa Kepala & Para Pembangkang
Posisi perempuan dalam industri musik sulit lepas dari imej serba glamor & gemerlap. Namun beberapa tahun silam, tepatnya pada 2005, muncul seorang penyanyi perempuan Indonesia, TIKA namanya, yang menantang norma pasar dengan mengusung musik gelap dan dingin melalui album "Frozen Love Songs" (2005) – yang dikemas ulang dengan judul "Defrosted Love Songs" (2006). Banyak yang mempertanyakan mengapa seorang penyanyi dengan kualitas vokal kelas satu seperti TIKA memilih jalur independen – yang konon tak seberapa komersil? Hanya TIKA yang tau jawabannya. Yang pasti ia telah mendobrak klise Diva di Indonesia dan memahat reputasi sebagai salah satu penyanyi perempuan paling berbahaya di masanya.
Namun, kemudian TIKA menghilang begitu saja dari kancah musik. Kemana ia menghilang dan apa kabarnya TIKA? Setelah hibernasi panjangnya, kini TIKA telah kembali dengan album terbarunya yang bertajuk "The Headless Songstress" (2009).
Kali ini TIKA tidak sendirian lagi. Ia menggandeng tiga musisi yang dibaptis dengan nama "the Dissidents" sebagai partnernya dalam album "The Headless Songstress". “Sekarang tidak memakai nama TIKA lagi, tapi berubah jadi TIKA & the Dissidents,” ia menjelaskan. Mereka adalah Susan Agiwitanto (bas), Okky Rahman Oktavian (dram), dan Luky Annash (piano).
The Dissidents pula lah yang turut berperan atas perubahan musik TIKA yang melompat jauh dari karya-karya sebelumnya. “Kira-kira 60% materi album ini dibuat TIKA bersama-sama dengan the Dissidents,” tutur Susan. Bahkan kali ini TIKA yang dikenal dengan akrobat vokalnya, memilih bernyanyi lebih santai untuk mengimbangi the Dissidents. Dua gitaris dari kubu jazz dan postrock juga digamit TIKA untuk memproduseri album ini; Iman Fattah (gitaris Zeke & the Popo) dan Nikita Dompas gitaris jazz muda berbakat. Mereka-lah yang membungkus lagu-lagu TIKA & the Dissidents menjadi sebuah paket musik yang kaya bumbu dalam album "The Headless Songstress".
Namun yang paling drastis berubah adalah lirik yang ditulis TIKA untuk album ini. Apabila dulu ia dikenal dengan lirik galaunya, kali ini TIKA banyak melempar kritik sosial dengan sarkasme yang nakal namun tajam. Di lagu "Polpot" misalnya, TIKA mengangkat pembantaian intelektualitas massal oleh televisi. Di lagu "Red Red Cabaret", ia menyentil polah selebriti yang haus ketenaran. Lagu "Clausmophobia" menyindir kemunafikan masyarakat menyikapi homoseksualitas. Dan tentu yang paling jelas terasa adalah lagu "Mayday" yang bertema hari buruh.
“Secara pribadi, ini bukan perubahan besar,” ujar TIKA. “Tema-tema ini sudah menjadi keter-tarikan saya sejak remaja. Kalau lirik di album yang dulu galau, itu karena saat itu hidup saya memang sedang galau saja,” aku perempuan yang sejak kuliah aktif mendukung gerakan literasi, liberasi gender, dan gerakan swadaya atau DIY (do it yourself).
Saat ditanya soal genre musik album "The Headless Songstress", baik TIKA, anggota the Dissidents, maupun kedua produser merasa tidak ada satu genre yang bisa mewakilli seluruh lagu di dalamnya. Adanya unsur jazz, rock, blues, hingga tango dan waltz membuat album ini sulit dikotakkan. Ditambah lagi dengan keterlibatan banyak musisi tamu seperti Anda, Riza Arsyad (simakdialog), Adrian Adioetomo, dan banyak lagi. “"The Headless Songstress" ibarat sebuah karnaval setelah tutup di malam hari. Menyenangkan tapi menyeramkan.” ungkap Nikita Dompas, mendeskripsikan album ini. “Saya percaya album ini dapat menjadi salah satu album lokal yang paling unik yang pernah ada”, tambah Iman Fattah.
Sedangkan TIKA, apa harapannya akan album terbarunya sendiri? “Ini bukan album instan. Musiknya pun perlu waktu untuk dicerna. Tapi saat orang sungguh-sungguh mencernanya, semoga dapat memprovokasi telinga dan pikiran pendengarnya. Membuat perubahan yang meski kecil namun berarti.”
Siapkah pasar Indonesia dengan konsep musik seperti ini? Mari kita lihat sambil menikmati karnaval provokatif TIKA & the Dissidents dalam album "The Headless Songstress".  (jurnallica.com)

Selasa, 21 Juni 2011

sedikit review bandung berisik 2011


BERUNTUNGLAH mereka yang hadir di Lapangan Brigif, Sabtu tanggal sebelas bulan Juni tahun Dua Ribu Sebelas. Yeahhhh…. 11 Juni 2011 akan dicatat dalam tinta sejarah sebagai hari di mana sebuah pentas edan tersaji nyaris tanpa cela. Tak ada satu pun dari 23 band yang tampil biasa-biasa saja. Sejak Last Redemption mulai menghajar udara Lapangan Brigif, kemudian disusul aksi After Coma, atmosfer Bandung Berisik V bakal berlangsung penuh impresi sudah sangat terasa. Ditopang kualitas sound yang di atas rata-rata, seluruh band berusaha mengeluarkan kemampuan maksimal seakan-akan mereka bakal mati besok.
Di lain pihak, para metalhead tak berhenti meluruk Lapanga Brigif sejak pagi. Bahkan sampai malam jelang acara usai, masih saja terlihat ada gerombolan yang berjalan kaki menuju kesana.
Selepas tengah hari, tepatnya pukul 13.00 WIB, panitia menyatakan tiket yang dicetak sejumlah 20.000 lembar tandas tak tersisa. Di dalam venue, seluruh sudut Lapangan Brigif disergap warna hitam. Sedangkan suhu di area mosh pit mulai mencapai titik didih sejak Gugat beraksi. Godless Symptoms, Turbidity, dan Tcukimay makin memancing kegilaan para metalhead. Kesurupan massal pun tak bisa lagi terhindarkan.
Setelah itu, Lapangan Brigif seolah tak lagi menyisakan ruang untuk menghela napas dalam-dalam. Tiap kali para metalhead rehat sejenak, sejurus kemudian mereka sudah harus kembali ke mosh pit karena band yang tampil tak kalah gila dari band sebelumnya.
Kegilaan makin menjadi-jadi saat matahari tergelincir. Aksi Jeruji nyaris saja membawa Bandung Berisik V mencapai titik kulminasi. Untungnya ada rehat adzan maghrib yang membuat tensi kegilaan agak mereda. Jeruji jadi penutup menu siang hari.
NAmembuka menu makan malam dengan sajian penuh tenaga. Aksi Beside membawa 20.000 lebih metalhead ke sebuah nuansa berbeda. Sebab, Beside adalah band pertama yang tampil di bawah kilatan cahaya. Ditambah suguhan musik mereka yang memang anjingpisan. Ditambah lagi kualitas sound yang relatif stabil sejak menit pertama.
Selanjutnya, mungkin tak akan ada review yang cukup representatif untuk menggambarkan bagaimana atmosfer Bandung Berisik V setelah itu. Apa yang terjadi di Lapangan Brigif hanya bisa digambarkan di dalam benak masing-masing individu yang kebetulan hadir di sana.
Maka, sekali lagi, beruntunglah mereka yang hadir di Lapangan Brigif. Sebab, mereka akan jadi bagian dari sebuah peristiwa besar yang bakal masuk Mata Pelajaran Sejarah di masa mendatang — tentu saja jika Eben Burgerkill diangkat jadi Menteri Pendidikan! (bandung-underground.com)

LIRIK LAGU EFEK RUMAH KACA






SELAMAT MENIKMATI :)

Efek rumah kaca
Tipis ozon berlubang
Debu kosmik hujan asam
Matahari tiada tirai
Bakal bunga tak mekar

Daun-daun berlubang
Tak berputar energi
Wajah bumi menangis
Sedang kita tak mengerti

Kita akan terbakar….
Diwariskan untuk anak dan cucu kita


Sebelah mata
Sebelah mataku yang mampu melihat
Bercak adalah sebuah warna warna mempesona
Membaur dengan suara dibawanya kegetiran
Begitu asing terdengar

Sebelah mataku yang mempelajari
Gelombang kan mengisi seluruh ruang tubuhku
Terbentuk dari sel akut
Dan diabetes adalah sebuah proses yang alami

Tapi sebelah mataku yang lain menyadari
Gelap adalah teman setia
Dari waktu waktu yang hilang

Di udara
Aku sering diancam
Juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan
Sampai dimana kapan?

Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan

Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti..

Aku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
Dikursilistrikkan ataupun ditikam

Jatuh cinta itu biasa saja
Kita berdua hanya berpegangan tangan
Tak perlu berpelukan
Kita berdua hanya saling bercerita
Tak perlu memuji

Ketika rindu, menggebu gebu, kita menunggu
Jatuh cinta itu biasa saja
Saat cemburu, kian membelenggu, cepat berlalu
Jatuh cinta itu biasa saja

Kita berdua tak pernah ucapkan maaf
Tapi saling mengerti
Kita berdua tak hanya menjalani cinta
Tapi menghidupi

Jika jatuh cinta itu buta
Berdua kita akan tersesat
Saling mencari di dalam gelap
Kedua mata kita gelap
Lalu hati kita gelap
Hati kita gelap
Lalu hati kita gelap

Desember
Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda

Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember

Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka

Bukan lawan jenis
Aku bertemu kamu dalam gelap
Aku menuntunmu menuju terang,
Menuju terang dari gelap malam

Kamu simpan gambarku dalam hati
Dalam mimpi, dan di dalam hati
Dalam mimpi, dan di dalam hati

Aku takut kamu suka pada diriku
Karena memang aku bukan lawan jenismu
Maafkan aku karena mengisi relung hatimu
Karena memang aku bukan lawan jenismu

Kita bertemu muka lagi
Hanya menatap tanpa bahasa
Tanpa isyarat memendam tanya
Masihkah ku di dalam mimpimu?

Belanja terus sampai mati
akhir dari sebuah perjalanan
mendarat di sudut pertokoan
buang kepenatan

awal dari sebuah kepuasan
kadang menghadirkan kebanggaan
raih keangkuhan

tapi tapi
itu hanya kiasan
juga juga suatu pembenaran
atas bujukan setan,
hasrat yang dijebak jaman
kita  belanja terus sampai mati

duhai korban keganasan peliknya kehidupan urban
duhai korban keganasan peliknya kehidupan urban

Debu-debu berterbangan
Demi masa
Sungguh kita tersesat
Membiaskan yang haram
Karena kita manusia

Demi masa
Sungguh kita terhisap
Ke dalam lubang hitam
Karena kita manusia

Pada saatnya nanti
Tak bisa bersembunyi
Kitapun menyesali, kita merugi
Pada siapa mohon perlindungan
Debu-debu berterbangan

Melankolia
Tersungkur di sisa malam
Kosong dan rendah gairah

Puisi yang romantik
Menetes dari bibir

Murung itu sungguh indah
Melambatkan butir darah

Nikmatilah saja kegundahan ini
Segala denyutnya yang merobek sepi
Kelesuan ini jangan lekas pergi
Aku menyelami sampai lelah hati

Insomnia
Insomnia coba aku, Pecahkan sgala misterimu
Ku nanti dan ku cari seserpih mimpi

Kau bunuh suhu disangkarku
Cuaca di tamanku

Gerimis datang musnahlah gersang
ku tetap terjaga, aku tetap terjaga
Habis terkuras kelenjar air mata
ku tetap terjaga,  aku tetap terjaga…..

insomnia…….

Ku rindu untuk bercumbu Mesra alam bawah sadarku
Ku nanti dan ku cari seserpih mimpi

Kau bunuh suhu di sangkarku
Cuaca di tamanku, musim di kanvasku

Jalang
Siapa yang berani bernyanyi
Nanti akan dikebiri
Siapa yang berani menari
Nanti kan dieksekusi

Karena mereka, paling suci
Lalu mereka bilang kami jalang
Karena kami, beda misi
Lalu mereka bilang kami jalang

Cinta Melulu
Nada nada yang minor
Lagu perselingkuhan
Atas nama pasar semuanya begitu klise

Elegi patah hati
Ode pengusir rindu
Atas nama pasar semuanya begitu banal

Lagu cinta melulu
Kita memang benar benar melayu
Suka mendayu dayu
Lagu cinta melulu
Apa memang karena kuping melayu
Suka yang sendu sendu
Lagu cinta melulu

Senin, 20 Juni 2011

apa itu headbang??

Sesuai Judul diatas saya angan menjelaskan sedikit tentang headbanging. headbanging adalah gerakan mengayun-ayunkan kepala sambil mendengarkan musik yang biasanya adalah musik musik keras seperti heavy metal, death metal, trash, rock, dan sejenisnya (belum pernah liat orang headbanging pake musik melayu, najis pastinya). yang jelas headbanging itu lebih asik dari pada baca buku pelajaran.Tapi headbanging di isukan memiliki efek yang buruk karena beberapa kasus headbanging mengakibatkan stroke, patah tulang leher, lecetnya pelipis mata, sakit kepala, yah itu sih urusan yang sakit yang penting selagi kalian sehat lakukan headbanging secukupnya aja jangan terlalu bernafsu, apalagi bergairah......
Ada beberapa jenis head banging diantaranya :
1. The Up And Down : jenis headbanging yang sering di gunakan dengan mengayunkan kepala keatas dan kebawah.
2. Circular Swing (WindMill) : gerakannya mengayunkan kepala tetapi dengan berputar sehingga akan terlihat seperti kipas.
3. The Whip : Hampir mirip dengan Windmill perbedaannya ada sedikit gerakan naik turuk dari seluruh badan sementara kepala tetap mengayun berputar.
4. Drunk Style : Kepala mengayun secara tak menentu, gerakannya seperti orang mabuk.
5. Side To Side : Gerakan mengayun kepala dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
6. The Whiplash : Gerakan Mengayun dari atas kebawah tapi dengan kecepatan penuh sehingga wajah si headbanger menjadi terlihat kabur.

sebenarnya masi banyak jenis jenis headbanging yang lebih brutal dan mematikan tapi menurut saya ini sudah cukup, yah mungkin lain akan saya tambah lagi.

"MOSHING" apa itu?

Moshing adalah tarian khas untuk menikmati genre musik yang agresif, seperti hardcore punk dan heavy metal. Di tahun 2000an, macam moshing makin banyak, seperti Thrashing, atau lebih yang ekstrem Wall Of Death, dan biasanya dilakukan di area depan panggung yang disebut sebagai moshpit atau simply pit. Dalam Wall Of Death, peserta diarahkan menjauh dari pusat kawasan berdiri atau bisa dikatakan membelah menjadi dua area oleh anggota band, kemudian setelah band memainkan awal lagu berikutnya, kedua belah pihak tegak lurus ke tahap sprint satu sama lain dan bertabrakan di tengah.

Moshing dipandang sebagai bentuk umpan balik positif atau ekspresi kesenangan, ini juga kritik atas alam yang berbahaya. Cedera dan beberapa kematian telah dilaporkan. Namun, secara umum sepakat bahwa moshers tidak berusaha untuk menyakiti satu sama lain, dan bahwa mereka telah sepakat mengikuti “etiket moshing” tak tertulis.

Menurut sejarah dan etimologinya, istilah Mosh mulai dipakai di scene hardcore punk pada awal 1980-an di Washington DC, Amerika, mulanya tarian ini sering dieja mash di beberapa fanzines dan catatan catatan liner, namun waktu itu kata mosh belum diucapkan, seperti pada tahun 1982 lagu “Total Mash” oleh band hardcore, Scream. Kemudian karena aksen pengucapan kata orang-orang Jamaika, para penggemar kala itu mendengar ini sebagai gantinya mosh.
Pada 1980-an, istilah Mosh muncul di media cetak dengan ejaan saat ini. Adalah Anthrax yang waktu itu menggunakan istilah dalam lagu mereka “Caught In Mosh”, kata itu sudah menjadi andalan di scene hardcore dan thrash. Melalui kesuksesan mainstream band-band seperti Anthrax, Nirvana dan The Melvins, istilah Mosh menjadi makin populer.
Slam dance, dapat ditelusuri kembali ke tahun 1970-an, punk rock menunjukkannya dalam bentuk Pogo tersebut. Slam dance selama gelombang pertama punk Amerika dan Inggris pada tahun 1977 ditandai oleh stage diving, frenetic jumping, dan chaotic motion.
Pogo dan slam dance keduanya merupakan bagian dari gerakan punk saat ini, dan berkembang menjadi bentuk yang lebih keras dan ekstrim, yaitu moshing, sebagai gelombang pertama punk died out dan memberi jalan untuk subkultur hardcore punk yang muncul pada akhir 1970-an dan awal 1980-an.
Tarian pertama yang diidentifikasi sebagai moshing mungkin berasal di Orange County, California, selama gelombang pertama hardcore Amerika. Contoh ini moshing awal dapat dilihat dalam film dokumenter Urban StruggleThe Decline of Western Civilization, dan American Hardcore, serta beberapa footage dari beberapa show di era tersebut.
Menurut cerita, Mike Marine, former dari U.S Marine dan bintang The Decline of Western Civilization, slam dance dilakukan pertama pada tahun 1979. Marine menciptakan sebuah versi vicious dari punk dancing. Dia menghancurkan wajah sialan siapa saja yang akan mendekatinya-khususnya beberapa Hippie, menghajar siapa saja yang bisa dilumatkan.
Versi lebih ganas segera diekspor ke San Francisco dan Bay Area scene punk, di mana pogoing masih bentuk lazim sebuah tarian. Dari sana, menyebar ke pantai timur Amerika Serikat melalui musisi hardcore tur seperti Bad Brains, Henry Rollins dan juga MacKaye, setelah menyaksikan HB Strut saat travelling. Slam dance juga menjadi populer di perkembangan scene crossover thrash

MENANTI ROCK IN SOLO 2011

Mendatangkan band asing bukan perkara yang mudah, harus ada koordinasi yang baik serta kerjasama yang apik. Dan itulah yang kembali akan diterapkan oleh The Think Organizer selaku penyelenggara Rock In Solo tahun ini serta yang kelima kali. Puluhan band metal lokal dan nasional akan menggilas Alun-alun utara Surakarta, 17 September mendatang.
Rock In Solo sendiri, mulanya belum seperti ini. Kali pertama, Tengkorak-lah yang dahulu menjadi headliner pertama di tahun 2004. Baru setelah itu, Burger Kill dan Seringai di tahun 2006, Psycroptic di tahun 2009 sekaligus Rock In Solo ketiga dan yang keempat juga tahun kemarin adalah Dying Fetus. Dengan Down For Life sebagai co-headliner yang tidak pernah absen sekalipun dari event ini.
Kemudian dari segi venue, komplek Manahan mulai dari Halaman parkir, Velodrome hingga GOR Manahan menjadi padang mahsyar pertama hingga ketiga. Kemudian barulah Stadion Sriwedari, venue legendaris serta memiliki nilai historis setelah PON pertama kali diselenggarakan disini, kemudian Yngwie Malmsteen pula pernah mampir di Stadion yang juga mempunyai nama lain Stadion R Maladi tersebut. Dan makin kemari jumlah band yang berpartisipasi makin variatif dan terhitung banyak. Sampai-sampai tahun ini akan dibuatkan 4 stage sekaligus.
Melihat statistik diatas, sudah barang tentu, level event ini makin menanjak, jika dahulu Solo hanya bisa mendatangkan sang legenda metal Tanah Air, ini berkat tangan dingin The Think Organizer, bahkan Sang legenda semacam Dying Fetus sudah pernah diboyong ke Solo.
Selain sebagai selebrasi tahunan bagi metalhead setanah air, event ini seperti terapi sosialistik, apalagi Rock In Solo rutin digelar sehabis Lebaran, silaturahmi sudah pasti hangat hanya saja tidak akan ada ketupat.
Dan ditahun ini, Rock In Solo semakin ingin mensahihkan bahwa Solo adalah satelit baru setelah Bandung dan Jakarta. Terbukti, dengan konsistensi dan profesionalitasnya kini Rock In Solo-pun mulai akan bisa diakses mulai dari info band yang menjadi Headliner dan co-headliner sampai reservasi ticket di www.rockinsolo.com Walau masih dirahasiakan siapa headliner di tahun ini.
Sedikit bocoran untuk band yang akan bermain di Rock In Solo:
CO-HEADLINERS:
DERANGED (Sweden) – Death Metal
OATHEAN (Korea) – Black Metal
ENFORCE (Australia) – Thrash Metal
ISHTAR (Korea) – Gothic Power Metal
LOCAL ACTS:
BURGERKILL (Bandung) – Metalcore
DOWN FOR LIFE (Solo) – Metalcore
GIGANTOR (Jakarta) – Thrash Metal
RAJA SINGA (Bandung) – Grindcore
SURI (Jakarta) – Stoner Rock
SOMETHING WRONG (Jogja) – Hardcore
GRIND BUTO (Semarang) – Thrash Metal
MADONNA OF THE ROCK (Jakarta) – Metalcore
SPIRIT OF LIFE (Solo) – Hardcore
TURBIDITY (Bandung) – Death Metal
BANDOSO (Solo) – Black Metal
EXTREME DECAY (Malang) – Grindcore

DYING FETUS

Dying Fetus merupakan band Death Metal yang terbentuk di tahun 1991 di kota Annaplis, Maryland, Amerika dimana personil mereka saat ini ada John Gallagher di gitar dan vokal, Mike Kimball di gitar, Sean Beasley di bass serta Trey Williams pada drum.

Mereka memiliki karakter musik yang ngeblast, dan cukup kompleks dipadu pada style gitar yang breakdown. Vokal mereka menggunakan style growl death metal dan kadang-kadang juga scream.
Lirik-lirik mereka pun kebanyakan berbicara tentang sosial politik dan kritikan terhadap beberapa kebijakan perang termasuk invasi Amerika ke Irak. Dan selain berbicara tentang kebijakan perang, mereka juga mengkritik orang-orang yang bertopengkan agama sebagai pembenaran, sifat konsumerisme dan juga korporasi.

Di tahun 2001, beberapa personil band ini keluar dan hanya menyisakan John Gallagher. Keempat personil yang keluar dari Dying Fetus kemudian membentuk satu band death metal baru namun memiliki pengaruh musik Grindcore yang cukup kental dengan nama Misery Index. Dari sinilah bermula perkembangan Deathcore.

Pada 6 Maret 2007 lalu, Dying Fetus merilis album terbaru mereka dengan titel "War of Attrition" sebagai jawaban kepada fans mereka dimana sebelumnya Dying Fetus merilis "Stop At Nothing" di tahun 2003.

Dan pada akhir tahun 2010 kemaren akhirnya band ini mampir ke indonesia tepatnya di acara tahunan Rock In Solo dan dua kota lainnya. dan saya beruntung bisa menyaksikan aksi dari band ini. penanpilannya di atas panggung sangat "sangar" dan membuat metalhead yang hadir saat itu puas dan mungkin pulang dengan leher yang nggak karuan rasanya .hehe salut dengan dying fetus dan berharap mampir lagi ke indonesia.

Dan inilah karya karya dari dying fetus

Album

  • Infatuation with Malevolence (1995)
  • Purification through Violence (1996)
  • Killing on Adrenaline (1998)
  • Destroy the Opposition (2000)
  • Stop at Nothing (2003)
  • War of Attrition (2007)
  • Descend Into Depravity (2009)

EP

  • Grotesque Impalement (1999)
  • [[Split 7" bersama Deep Red (2001)

Demo

  • Bathe in Entrails demotape (1993)
  • Infatuation with Malevolence demotape (1994)

TOUR SIKSA KUBUR LIMA BELAS MELIBAS


Lima Belas Tahun sudah usia band death metal kebanggaan Indonesia Siksa Kubur berkiprah di dunia permetalan Indonesia. Dalam rangka merayakan eksistensi Siksa Kubur selama 15th itu mereka menggelar serangkaian tour panjang di 9 kota dan sekaligus memperkenalkan member terbaru mereka.

Lima Belas Melibas, itu yang menjadi konsep mereka dalam tour ini...

Gelar tour di mulai di kota Malang 18 juni, kemudian lanjut ke Madiun lalu kembali ke arah timur menuju pulau Bali. Tanjung Benoa (Bali bagian selatan), lalu esoknya menggempur Ubud Gianyar, Bali.
Tanggal 3 Juli,di Magelang...lalu kemudian giliran tanggal 9 juli di Jogjakarta, Wonosobo, Bogor dan terakhir di tutup Depok.


Berikut jadwal tur konser Lima Belas Melibas Jawa-Bali Tour 2011:

MALANG
Sabtu, 18 Juni
Gedung Denpal - Rampal

MADIUN
Minggu, 19 Juni 2011
Auditorium Universitas Merdeka

TANJUNG BENOA
Sabtu, 25 Juni 2011
Pantai Timur Tanjung Benoa Bali

UBUD, GIANYAR
Minggu, 26 Juni 2011
GOR Garuda, Peliatanan

MAGELANG
Minggu, 03 Juli 2011
Gedung Kyai Spanjang

YOGYAKARTA
Sabtu, 09 Juli 2011
Auditorium RRI

WONOSOBO

Minggu, 10 Juli 2011
Gedung Serba Guna Polres Wonosobo

BOGOR
Sabtu, 16 Juli 2011

DEPOK
Sabtu, 23 Juli 2011
Balai Rakyat Depok 2

sekilas tentang efek rumah kaca

Efek Rumah Kaca.(ERK) menulis lagu pop berbahasa Indonesia dengan tema yang sangat variatif. Lirik puitis, kadang langsung, dengan berbagai sudut pandang dan kekayaan pilihan kata. Tidak sekedar hiburan, ERK menjadikan musik sebagai potret zaman, membicarakan berbagai keadaan hari ini; situasi sosial, budaya, politik, lingkungan, psikologis, apa saja!

Efek Rumah Kaca yang terdiri dari Cholil (vokal/gitar), Adrian (bass) dan Akbar (drum) terbentuk pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya mereka memantapkan diri mereka dengan formasi 3 orang dalam band-nya. Sebelumnya, band ini bernama "Hush" yang kemudian diganti menjadi "Superego", yang kemudian berubah lagi pada tahun 2005 menjadi Efek Rumah Kaca- diambil dari salah satu judul lagu mereka. Dan lahirlah Efek Rumah Kaca.

Banyak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan adapula yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak mengunakan banyak distorsi dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock. Secara musikal, ERK cukup banyak dipengaruhi oleh Jeff Buckley, Smashing Pumpkins, Radiohead, Sting, Jon Anderson, hingga Bjork

Sejak merilis debut album self title pada September 2007 (di bawah Indie Label Paviliun Records), ERK mendapat espon positif dari berbagai media dan kalangan. Puluhan, bahkan mungkin ratusan blog di internet meresensi album ini dengan antusias. Puluhan media cetak nasional memberi kredit yang baik. Puluhan tampil di layar TV nasional dan lokal. Ratusan radio memasukkan single-single mereka- terutama lagu ”Cinta Melulu”- ke dalam chart mereka. Kalangan pelajar, mahasiswa, sesama musisi, seniman, LSM, hingga kalangan umum mengapresiasi musik ERK. Ratusan panggung di berbagai daerah mendapat sambutan positif: Jakarta, Bandung, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Yogyakarta, Jombang, Bali, Medan, Pekanbaru....

Efek Rumah Kaca disebut-sebut sebagai ”produk indie” terbaik saat ini, media-media musik menjulukinya sebagai ”band yang cerdas”, ”sesuatu yang berkualits sekaligus ’menjual’”, atau bahkan ”penyelamat musik Indonesia”.

Dan ERK masih menjadi band yang sama seperti sejak terbentuknya: berusaha terus menulis lagu sebagus dan seindah mungkin, sambil memotret kenyataan.
sekian :)

Selasa, 14 Juni 2011

Press Release FRAU “Starlit Carousel”


LIRIK LAGU DEAD SQUAD

Pasukan mati

mata hati telah binasa terkikis dengki dalam jiwa
terbuai fatamorgana surgana... rasuki hamba pecandu pahala
pasukan mati rasa
moralitas tanda tanya
kebodohan yang bertahta
gelap mata... definisikan dosa... arogansi berbalut doa menyerapah
wajah malaikat biru lebam terkapar mengemis sekeping surga
yang melayang terjarah serdadu tuhan sang bayi kecil yang malang
penuh ambisi ciptakan neraka dunia

terimalah (persembahan) darah dan duka
untukmu yang maha lemah
tersudut dan teraniaya
oleh kepercayaan yang buta
keimanan yang cacat
nilai kesucian yang laknat

penuh ambisi ciptakan neraka dunia
pasukan mati rasa
moralitas tanda tanya
kebodohan yang bertahta

Manufaktur Replika Baptis

ciptakan budak kekhawatiran
sirkulasi kecemasan berputar
diam lemah tak berdaya
tersumpal dogma penuh kepalsuan
refleksi keimanan yang semakin instan
syair ayat sumbang di kumandangkan
untuk memuja apa yang biasa disana
khotbah di atas mimbar bersana lucifer
parade laskar binatang
manufaktur replika baptis
paksakan sebuah harga mati
tangga menuju surga
sogokkan yang kita terima
jiwa yang terikat rantai pertanyaan
melangkah patah dan tertinggal
terpenjara tanpa terali
wajah baru perbudakan
memelihara kemunafikan
kepalsuan menikam... api neraka yang samar
bernafaskan kecemasan... nilai sakral semakin terbelakang
ciptakan harmonisasi paduan suara duka... nada suram yang pergema
kebesaran semu yang terpancar dari mata hitam yang tak bersinar

ciptakan budak kekhwatiran
sirkulasi kecemasam berputar
diam lemah tak berdaya
tersumpal dogma pernuh kepalsuan
sirkulasi kecemasan
mata rantai pertanyaan 

Dominasi Belati

langit cakrawala lambat laum menghitam, iringi harapan yang sirna
terkutuk berpijak pada tanah berpihak
terbelenggu aturan dan sistem yang menindas, melumpuhkan kehendak
terpuruk (dalam) budaya tata karma dan sopan santun membusuk
parodi satir.. mengemis mimpi.. damai temporer hanya ilusi

bunuh dan tikam
mengasah kultur belati
pawai rayakan nyeri
nurani terampas paksa.. terpekosa pasrah sekarat
fajar keagungan mata pisau
hening terkoyak dendam memerah pekat
menyambut hangat ajal (yang) berbisik memanggil pasti
panorama alam baka terbuka
kematian berkilau menyilaukan
supremasi tirani yang berkuasa
menyodomi hukum (yang terjangkit) impotensi
abstrak.. bias..

bunuh / dan tikam
mengasah kultur belati
pawai rayakan nyeri

insting membunuh untuk semua umur
iblis untuk hari ini, monster masa depan suram

Hiperbola Dogma Monoteis

tradisi usang mengapa tetap (kau pertahankan?)
sebar (sampah) kebodohan
otak miskin logika ibadah bias satu arah
bakar semua doktrin membusuk (ajaran) tanda tanya
mewariskan kesesatan.. menghantui (dengan) kecemasan
gadaikan diri demi surga utopia
ku pandang rendah tuhan lemak yang kau bela
otakmu terpaku dogma usang yang membellenggu..
siklus kehampaan
doa untuk ketiadaan
menodai altar replika
lumur darah pekat semsamamu
jilati penuh safu ayat dalam kita alpa tuhan
rumah tuhan terbakar bara api kebencian
sabar benih dendam sejak dini pada janin
jemaat buta arah reproduksi kedengkian
yang tersalurkan lewat perbaikan moral memuaskan
pembelaan bodoh sia sia

Dimensi Keterasingan

keputus asaan yang bernyawa
kami kloni yang memilih peran sebagai sampah
dalam drama kehidupan (yang) mengecewaka
(membuka) pintu dimensi keterasingan
dalam perspektif kecemasan
rotasi sangsara berputar
detik ini terasa kelam... menyedihkan
jasad bernafas (yang) terbuang (dan) terlupakan
tengik aroma amis sperma
lusuh penuh ludah dan noda
kuputuskan menyerah
pada dunia yang kupuja
(dunia) fana merangkul indah

pejamuan tanpa akhir
tertuang dalam cawang tak bertuan
terapi mengobati luka
dunia (terus) berputar (dan) kami tertinggal
berserikat dalam malam pekat
mentranfusi luka di antara tawa
memecah kesunyian yang mencekik alam bawah sadar
selamat tinggal dunia
luka menganga
kami bernafaskan kebenciam