Rabu, 13 Juli 2011

EFEK RUMAH KACA - Kamar Gelap CD (AKSARA Records, 2008)


Tracklist:
1. Tubuhmu Membiru… Tragis
2. Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa
3. Mosi Tidak Percaya
4. Lagu Kesepian
5. Hujan Jangan Marah
6. Kenalakan Remaja di Era Informatika
7. Menjadi Indonesia
8. Kamar Gelap
9. Jangan Bakar Buku
10. Banyak Asap di Sana
11. Laki-Laki Pemalu
12. Balerina
Mungkin saya tidak akan simak EFEK RUMAH KACA (ERK) bila bukan singgel pertama kalinya yang saya dengar itu "Cinta Melulu". Prasangka sentimentil yang tertuju pada band pop lokal yang "begitu-begitu aja", akhirnya tertampar balik saat kami menyimak sesi liriknya. Simak bait seperti ini: "Apa memang karena kuping Melayu / Suka mendayu-mendayu". Atau yang lebih telak lagi: "Atas nama pasar semuanya begitu klise/banal". Woho, sindiran keras untuk band apapun di alam semesta yang "menjual dirinya" pada industri musik.
Singgungan serupa juga tersirat di tembang "Jatuh Cinta itu Biasa Saja". Bahwasanya, bila sepasang insan menjalin asmara itu lumrah, jadi ngga usah lebay lah. Apalagi sampai dramatisir seperti elegi band-band pop cengeng. Dan masih banyak pesan masif (non-cinta) lainnya yang itu semua ada di album pertama ERK. Yah, setidaknya sedikit flashback mengapa saya ingin simak ERK. Maka wajar bila band ini sempat diperbincangkan di scene indie, khususnya pop. Karena ERK memang band pop yang esensial.
Bagi yang sudah simak album pertama ERK, tentu kami mengharapkan ekspektasi lebih di album barunya "Kamar Gelap". Singgel pertama dari album ini "Kenalakan Remaja di Era Informatika". Dengan nada riang & centil, lagu ini  seakan mencubit kawula muda atas maraknya penyebaran video-video cabul melalui handphone.
Namun singgel tersebut bukan indentitas tepat untuk musik ERK yang lebih dikenal pop "gelap". Setidaknya lagu tersebut menunjukan karya ERK kini lebih ekstrovert dibanding album pertma yang introvert. Kualitas suara instrumen & vokal pun lebih baik.
Lagu pertama membius paling lama, durasi mendekati 7 menit. Beberapa trak gelap seperti "Lagu Kesepian", "Jangan Bakar Buku", "Kamar Gelap" sudah cukup membuat saya terbuai. Kekuatan lirik ERK masih dipertahankan yang memotret kondisi sosial sekitar.
Untuk penggarapan kover "Kamar Gelap", ERK berkola-borasi dengan salah satu fotografer Jogjakarta, Angki Purbandono. Dengan kemasan digipack cd, tersedia 6 lembar postcard yang setiap sisinya merupakan foto artistik representasi 12 lagu ERK versi Angki. Plus secarik lipatan kertas berisi lirik. Saya justru tertarik karya Angki di sisi inlay kover bergambar sebuah wajah yang membuat orang me-reka-reka pertama kali melihatnya. Namun, bila kalian perhatikan secara detil, rupa itu adalah gabungan ketiga personil ERK. Jadi, wajah itu bukanlah dari Cholil, Adrian, atau Akbar. Tapi itulah wajah Efek Rumah Kaca. Woho... mantap!
Rasanya, tidak berlebihan bila saya memuji album ini "keren".  Saya simak Efek Rumah Kaca!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar