Jumat, 19 Agustus 2011
REVIEW ICEMA 2010: Penghargaan Bermartabat
Superman Is Dead menjadi band terfavorit, Efek Rumah Kaca menghasilkan album terbaik tahun ini.
“Setelah berkarir selama 32 tahun di musik, baru kali ini saya menerima award yang bermartabat,” ujar Fariz RM bangga saat menerima penghargaan khusus Lifetime Achievement dari atas panggung Indonesia Cutting Edge Music Awards (ICEMA) 2010 pada Minggu (18/7) malam lalu di Epicentrum Walk, Jakarta.
“Terima kasih kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rock & roll bagi kita semua.... Pesan saya, kita boleh suka dengan lagu-lagu mancanegara, tapi kita harus bangga atas lagu-lagu bangsa sendiri,” imbuh Fariz yang malam itu tampak “gondrong” dengan kemeja merah menyala.
Fariz RM menerima penghargaan ini atas dedikasi dan kontribusi selama puluhan tahun bagi perkembangan musik Indonesia. Ia dianggap sebagai musisi pendobrak yang tidak pernah berhenti berproses kreatif dengan musisi-musisi muda hingga kini.
Malam puncak penganugerahan karya musik alternatif tahunan yang bersejarah karena baru pertama kalinya diadakan tanahair tersebut berlangsung sukses dan cukup meriah.
Kehebohan acara ini bahkan hingga mencatat rekor peringkat 5 trending topics selama 6 jam di Twitter. Tercatat tidak kurang 11.000 viewers dari seluruh dunia menyaksikan acara ini via Live Streaming dan 396,265 pengunjung yang berkunjung ke situs http://www.icema.co.id dalam kurun waktu 2 bulan saja.
Selain menampilkan berbagai kolaborasi artis yang menarik, ICEMA 2010 juga menyerahkan 3 trofi khusus, 9 trofi pendatang baru dan 20 trofi kepada artis-artis terfavorit yang telah dipilih secara online oleh 42.000 penggemar mereka masing-masing melalui platform Microsoft Windows Live.
“Dukungan penggemar setia menentukan ‘nasib’ seluruh nominator dan bagaimana mereka bisa bertahan hingga tahap akhir program ICEMA 2010. Publik saat ini sudah sedemikian kritis dan matang dalam memberikan apresiasi pada karya-karya musik, sesuai selera mereka,” cetus Denny Sakrie, pengamat musik senior yang juga Ketua Dewan Kategorisasi ICEMA 2010 saat konferensi pers acara.
Penghargaan terbanyak di ICEMA 2010 diraih oleh band Bali, Superman Is Dead yang menerima 3 trofi untuk kategori Favorite Punk/Hardcore Song, Favorite Album Artwork, Favorite Band, Group or Duo.
Penghargaan khusus Inspiring Artist ICEMA 2010 diberikan pula kepada band Bandung, PAS yang sekitar 16 tahun lalu telah memberikan inspirasi untuk bermusik secara mandiri bagi generasi musisi selanjutnya di tanahair dengan merilis album For Through The Sap. Yukie, vokalis PAS menerima penghargaan ini mewakili teman-temannya yang kebetulan berhalangan hadir.
Puncak penghargaan ditutup dengan penyerahan trofi The Best Album ICEMA 2010 bagi album Kamar Gelap dari Efek Rumah Kaca. Penghargaan ini diberikan tanpa melalui voting online melainkan hasil pilihan Dewan Kategorisasi ICEMA 2010 yang terdiri dari Denny Sakrie, Adib Hidayat (managing editor Rolling Stone Indonesia), Sandra Asteria (music director Trax FM), Eric Wiryanata (penulis dan pemilik DeathRockStar.info) dan Indra Ameng (kurator Ruang Rupa).
Acara yang sempat ngaret cukup lama ini dibuka dengan penampilan legenda indie pop lokal, Pure Saturday yang kemudian segera disusul dengan penampilan band metalcore yang telah melanglang buana ke negeri Kangguru, Burgerkill.
Beragam penampilan kolaborasi yang seru juga terjadi di acara ini dan cukup menjadi highlight. Kolaborasi Jiung, Yacko dan Gugun (dari Gugun Blues Shelter) yang secara ajaib memadukan blues, rap dengan gambang kromong cukup membuat para penonton terburai tawa. Begitu pula dengan kolaborasi ska-core Superglad dan The Authentics yang mengaransemen ulang nomor legendaris “Impresi” milik PAS dalam bentuk baru yang sangat menyegarkan.
Namun tiga kolaborasi yang paling berbahaya pada malam itu justru datang dari Notturno, Anda, Mian Tiara dan Leonardo yang mengaransemen ulang nomor klasik "Susie Bhelel" milik Fariz RM selaras dengan tema malam ini, cutting-edge. Kolaborasi unik dari Tika and The Dissidents, Kuno Kini, The Trees and The Wild juga menjadi highlight pada malam itu. Acara ICEMA 2010 ditutup dengan kolaborasi seru rock & roll/jazz/blues antara The Flowers, Adrian Adioetomo dengan Indra Lesmana membawakan single favorit “Rajawali”.
Berbeda dengan ajang penganugerahan musik lainnya yang kerap monoton, maka Soleh Solihun (editor Rolling Stone Indonesia) yang menjadi host ICEMA 2010 pada malam itu selama lebih kurang 4 jam menghibur para penonton dengan guyonan-guyonan cutting-edge khas dirinya yang cerdas sekaligus sarkas.
Namun Rolling Stone sempat mendengar beberapa penonton perempuan yang complain dengan gaya Soleh membawakan acara. Mereka berkomentar bahwa celotehan keras Soleh kemungkinan besar akan membuat para sponsor menarik dukungannya dari ajang penghargaan ini tahun depan. Sementara yang lainnya berpendapat bahwa ajang penghargaan ini menjadi kurang elegan akibat celotehan host yang kerap mencela para pemenang penghargaan.
Selain host yang tampak lepas kontrol dan membuat acara ini menjadi ngalor ngidul tidak karuan, kelemahan lainnya dari ajang ICEMA 2010 ini jatuh pada akustik ruangan yang sangat buruk sehingga sistem tata suara yang keluar dari seluruh pengisi acara bergaung sepanjang acara berlangsung. Epicentrum Walk ini memang sepertinya tidak didesain untuk menjadi venue konser atau yang sejenisnya.
Kondisi venue yang minus pendingin udara juga membuat para undangan yang tidak terlalu banyak hadir tersebut menjadi kegerahan. Selain itu posisi panggung pertunjukan dengan mimbar yang letaknya cukup jauh membuat fokus penonton seringkali terpecah.
Kelemahan lainnya ICEMA 2010 juga terletak pada para artis penerima penghargaan yang tidak mampu memberikan pidato yang “berisi” ala Fariz RM atau menghibur seperti Goodnight Electric. Kebanyakan mereka hanya mampu berbicara basa-basi seperti layaknya pidato kepala sekolah di setiap upacara awal pekan. Padahal salah satu highlight dan kejutan dari ajang penghargaan seperti ini biasanya juga hadir pada momen-momen pidato kemenangan tersebut. Mungkin sudah saatnya anak-anak indie ini belajar public speaking di John Robert Powers?
Daftar Pemenang Terfavorit ICEMA 2010:
1.Favorite Alternative Song:
“Kenakalan Remaja di Era Informatika” - Efek Rumah Kaca
2.Favorite World Music Song:
“Hello Sallamualaekum” - Tompi
3.Favorite Singer/Songwriter:
Adhitia Sofyan - “Adelaide Sky”
4.Favorite Rock Song:
“Money Making” - The S.I.G.I.T.
5.Favorite Reggae and Ska Song:
“Honey” - Shaggydog
6.Favorite Punk/Hardcore Song:
“Kuat Kita Bersinar” - Superman Is Dead
7.Favorite Pop Song:
“Pilihanku” - Maliq N D’Essentials
8.Favorite Metal Song:
“Manufaktur Replika Baptis” - Dead Squad
9.Favorite Comedy Song:
Jiung - “Nang Ning Nung – Versi Gambang Kromong”
10.Favorite Jazz Song:
“Mati Saja” - Barry Likumahuwa
11.Favorite Folk / Country Song:
“Menari” - Tigapagi
12.Favorite Electronics Song:
“Interval” - Goodnight Electric
13.Favorite Blues Song:
Gugun and Blues Shelter - “When I See U Again”
14.Favorite Emo Song:
“Torment” - Killing Me Inside
15.Favorite Hip Hop / R&B Song:
“Ku Ada Bagimu” - J. Flow
16.Kategori Favorite Dance Song:
DJ Riri Mestika - “Last Call”
17.Favorite Artwork from Album:
�“The Angels and The Outsider” - Superman Is Dead
18.Favorite Album Packaging:
“Mata Hati Telinga” - Maliq N D’Essentials
19.Favorite Solo Artis/Band:
Adhitia Sofyan
20.Kategori Favorite Band Group or Duo
Superman Is Dead
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar